berjejer lonceng dan pesan harapan ala Jepang

Daftar Festival Awal Tahun di Jepang dan Cara Kita Menyesuaikan Diri

Daftar Isi

Artikel ini membahas berbagai festival awal tahun di Jepang yang akan kamu temui bila tinggal di sana mulai dari Ōmisoka, Joya no Kane, Hatsumode, hingga Fukubukuro dan Otoshidama. Kamu juga akan tahu bagaimana cara bersikap dan menyesuaikan diri agar tidak dianggap “kurang tahu adat”.

Awal tahun di Jepang bukan cuma tentang libur panjang dan salju pertama. Buat pendatang atau orang asing yang baru tinggal di sana, periode ini bisa jadi “kejutan budaya”. Banyak festival, tradisi, dan kebiasaan masyarakat Jepang yang terasa baru dan penuh makna, tapi juga bisa bikin bingung kalau kamu tidak tahu cara menyesuaikan diri.

Sebelum masuk ke daftar lengkapnya, kamu juga bisa baca artikel terkait tentang Festival Akhir Tahun di Jepang untuk mengenal transisi antara perayaan akhir tahun hingga awal tahun baru, Cetz.

 

1. Ōmisoka (大晦日)

gambar kuil di Jepang
Foto: Sikisaisai

 

Kalau di Indonesia kita identik dengan pesta kembang api dan hitung mundur tahun baru, di Jepang suasananya justru lebih tenang dan penuh refleksi. Ōmisoka (大晦日), atau malam tanggal 31 Desember, menjadi salah satu hari paling penting bagi masyarakat Jepang karena menandai berakhirnya satu tahun dan persiapan menyambut yang baru dengan hati bersih.

Biasanya, masyarakat Jepang akan melakukan kegiatan ōsōji (大掃除) yaitu bersih-bersih besar-besaran di rumah, sekolah, hingga kantor. Tujuannya bukan cuma agar rumah terlihat rapi, tapi juga melambangkan pembersihan diri dari hal-hal buruk selama setahun terakhir

Setelah itu, keluarga berkumpul untuk menikmati toshikoshi soba (年越しそば), mie soba panjang yang melambangkan harapan akan umur panjang dan keberuntungan di tahun mendatang.

 

Etika saat Ōmisoka

Pada malam ini, suasana di lingkungan perumahan biasanya tenang dan khidmat. Oleh karena itu hindari membuat kebisingan seperti menyalakan petasan atau musik keras. Kemudian jangan bertamu terlalu malam karena sebagian besar keluarga sedang berkumpul, dan bila kamu diundang ke rumah orang Jepang, datanglah tepat waktu dan bawa omiyage (oleh-oleh kecil) sebagai tanda hormat.

 

Tips Menyesuaikan Diri

Sebagai pendatang baru atau orang asing yang tinggal di Jepang, kamu bisa ikut merasakan makna Ōmisoka dengan cara sederhana seperti:

  1. Ikut bersih-bersih rumah atau apartemenmu sendiri. Selain menghormati budaya setempat, kegiatan ini bisa jadi momen refleksi pribadi.
  2. Ucapkan “Yoi otoshi o!” (良いお年を!) kepada teman, rekan kerja, atau tetangga sebelum tengah malam. Artinya, “Semoga tahun barumu menyenangkan!”
  3. Kalau ingin pengalaman lokal, kamu juga bisa menonton acara TV tahunan Kōhaku Uta Gassen, festival musik malam tahun baru yang legendaris di Jepang.

 

Kalau kamu ingin mengenal lebih dalam cara masyarakat Jepang menjaga tradisi sambil tetap modern, kamu bisa baca juga artikel Festival Budaya Jepang yang Menarik Dikunjungi.

 

2. Joya no Kane (除夜の鐘)

lonceng besar di kuil Jepang
Foto: Omatsuri Japan

 

Setelah malam Ōmisoka, masyarakat Jepang biasanya menyambut tahun baru dengan tradisi sakral yang disebut Joya no Kane (除夜の鐘). Ini adalah momen ketika lonceng kuil dibunyikan sebanyak 108 kali tepat menjelang dan setelah pergantian tahun.

Angka 108 dalam ajaran Buddha melambangkan jumlah nafsu dan keinginan duniawi manusia yang harus “dibersihkan” agar hati siap menyambut tahun baru dengan tenang dan damai.

Tradisi ini bisa kamu temukan hampir di semua kuil besar di Jepang, seperti Zojoji di Tokyo, Chion-in di Kyoto, atau Hasedera di Kamakura. Suaranya yang dalam dan bergema menciptakan suasana yang menenangkan, sangat berbeda dengan pesta meriah ala negara lain.

 

Etika Saat Mengikuti Joya no Kane

Jika kamu tinggal di Jepang dan ingin ikut menyaksikan atau berpartisipasi, penting banget untuk memperhatikan etika berikut:

  • Berpakaian sopan dan hangat. Cuaca biasanya dingin, jadi gunakan mantel tebal dan sepatu tertutup.
  • Tidak berbicara keras atau tertawa berlebihan. Momen ini dianggap sakral dan penuh makna spiritual.
  • Ikuti antrean dengan sabar. Beberapa kuil memberi kesempatan bagi pengunjung untuk ikut memukul lonceng, jadi pastikan kamu mengikuti aturan panitia kuil.
  • Hindari memotret tanpa izin. Beberapa kuil membatasi pengambilan gambar di area utama.

 

Tips Menyesuaikan Diri

  1. Datang lebih awal. Biasanya, acara dimulai sekitar pukul 23.30 dan berlangsung hingga lewat tengah malam.
  2. Amati dan ikuti. Jika kamu tidak yakin kapan harus membungkuk atau memukul lonceng, perhatikan orang Jepang di sekitarmu.
  3. Gunakan momen ini untuk refleksi pribadi. Nikmati keheningan, dan rasakan filosofi “meninggalkan yang lama untuk menyambut yang baru” yang sangat dijunjung dalam budaya Jepang.

 

Setelah memahami tradisi sakral ini, jangan lewatkan festival awal tahun berikutnya yang lebih ramai dan penuh semangat, yaitu Hatsumode (初詣), kunjungan pertama ke kuil di awal tahun.

 

3. Hatsumode (初詣)

Hatsumode
Foto: GLTJP

 

Setelah lonceng Joya no Kane berbunyi 108 kali, masyarakat Jepang biasanya melanjutkan tradisi dengan melakukan Hatsumode (初詣), yaitu kunjungan pertama ke kuil atau kuil Shinto di tahun yang baru. Momen ini menjadi kesempatan bagi setiap orang untuk mengucap syukur, berdoa untuk kesehatan, keberuntungan, dan kesuksesan di tahun yang baru.

Suasana Hatsumode sangat khas dengan jalanan menuju kuil dipenuhi oleh warga yang mengenakan kimono musim dingin, kios makanan berjejer di sepanjang area kuil, dan aroma dupa yang menenangkan memenuhi udara. 

Dua kuil yang paling ramai saat Hatsumode adalah Meiji Jingu di Tokyo dan Fushimi Inari Taisha di Kyoto. Keduanya bisa menampung ratusan ribu pengunjung hanya dalam beberapa hari pertama Januari.

 

Etika Saat Melakukan Hatsumode

Tradisi ini bukan sekadar jalan-jalan ke kuil, tapi bagian penting dari kehidupan spiritual masyarakat Jepang. Karena itu, ada beberapa tata krama yang perlu kamu perhatikan agar tidak dianggap kurang sopan:

  1. Cuci tangan dan berkumur terlebih dahulu di area temizuya (tempat pembersihan diri) sebelum masuk ke area utama kuil.
  2. Berdoa dengan cara yang benar yaitu dua kali membungkuk, dua kali menepuk tangan, lalu satu kali membungkuk lagi sambil memanjatkan doa dalam hati.
  3. Berjalan di sisi kiri atau kanan jalan utama (sandō). Jalur tengah dianggap sebagai jalur para dewa, jadi sebaiknya tidak dilewati.
  4. Gunakan pakaian sopan. Meski cuaca dingin, hindari pakaian terlalu santai seperti hoodie atau celana pendek.

 

Tips Menyesuaikan Diri

Hindari datang di malam tahun baru atau pagi 1 Januari, karena kuil akan sangat ramai. Pilih waktu pagi hari di tanggal 2 atau 3 Januari untuk pengalaman yang lebih tenang.

Siapkan uang kecil (5 yen) untuk persembahan doa. Dalam budaya Jepang, angka 5 (go) bermakna go-en, yang juga berarti “hubungan baik” atau “keberuntungan”.

Coba beli omikuji (おみくじ) yaitu kertas ramalan keberuntungan yang bisa kamu tarik di kuil. Jika hasilnya buruk, ikatkan di pohon atau rak khusus agar nasib buruknya tidak terbawa pulang.

 

4. Fukubukuro (福袋)

Foto: itmedia

 

Satu lagi tradisi menarik yang selalu ditunggu-tunggu saat awal tahun di Jepang adalah Fukubukuro (福袋) atau “lucky bag”, tas keberuntungan yang berisi berbagai produk dari suatu toko dengan harga jauh lebih murah daripada nilai aslinya. Istilah “fuku” berarti keberuntungan dan “bukuro” berarti tas, jadi secara harfiah Fukubukuro berarti “tas keberuntungan”.

Biasanya, toko-toko besar seperti Uniqlo, Muji, Starbucks, dan Don Quijote menawarkan Fukubukuro dengan isi yang tidak diketahui pembeli sebelumnya, itulah yang membuatnya seru! Kamu bisa mendapatkan pakaian, kosmetik, atau bahkan voucher makanan dengan harga yang nilainya bisa dua hingga tiga kali lipat dari harga tasnya.

Tradisi ini sudah berlangsung sejak awal abad ke-20 dan menjadi simbol “membuka tahun baru dengan keberuntungan dan kejutan menyenangkan.” Tak heran, banyak warga Jepang rela antre sejak dini hari di depan toko untuk mendapatkan Fukubukuro favorit mereka.

 

Tips dan Etika Saat Berburu Fukubukuro

  1. Datang lebih awal! Biasanya antrean sudah dimulai bahkan sebelum toko buka, terutama di pusat perbelanjaan besar seperti Shibuya 109 atau Ginza.
  2. Siapkan uang tunai. Walaupun sebagian toko menerima kartu, pembayaran tunai sering kali lebih cepat dan praktis, terutama jika kamu ikut antre panjang.
  3. Perhatikan sistem pembelian online. Beberapa merek kini menawarkan Fukubukuro secara online melalui undian (lottery system). Pastikan kamu mendaftar lebih awal di situs resmi toko.
  4. Hargai sesama pemburu Fukubukuro. Jangan dorong-dorongan atau serobot antrean, masyarakat Jepang sangat menghargai ketertiban dan kesabaran.

 

Tips Menyesuaikan Diri

Kalau kamu baru tinggal di Jepang, berburu Fukubukuro bisa jadi pengalaman menyenangkan sekaligus latihan memahami budaya antre dan etika berbelanja di Jepang. Ini juga momen bagus untuk mengenal cara orang Jepang menikmati awal tahun dengan semangat positif.

Simak tips traveling ke Jepang ini biar jalan-jalan kamu makin seru dan nggak bikin stress karena salah perkiraan!

 

5. Otoshidama (お年玉)

Otoshidama
Foto: Tokubai

 

Kalau di Indonesia anak-anak senang menerima angpao saat Imlek, di Jepang ada tradisi serupa yang disebut Otoshidama (お年玉). 

Ini adalah hadiah uang yang diberikan kepada anak-anak oleh orang tua, kakek-nenek, atau kerabat dekat saat Tahun Baru. Uang tersebut biasanya dimasukkan ke dalam amplop mungil berhias cantik yang disebut pochibukuro (ポチ袋).

Jumlah uang yang diberikan bervariasi tergantung usia anak dan hubungan keluarga. Misalnya, anak TK mungkin menerima sekitar 1.000 yen, sementara siswa SMA bisa menerima hingga 10.000 yen atau lebih. Tapi bukan jumlahnya yang utama melainkan makna di baliknya yaitu doa dan harapan agar anak tumbuh sehat, rajin, dan beruntung di tahun yang baru.

 

Etika dan Hal yang Perlu Diperhatikan

  1. Gunakan pochibukuro khusus. Jangan memberikan uang begitu saja tanpa amplop, hal itu dianggap kurang sopan.
  2. Gunakan uang baru (crispy bills). Di Jepang, memberikan uang kusut atau lama dianggap kurang menghormati penerima.
  3. Berikan dengan dua tangan sambil mengucapkan salam seperti “Akemashite omedetou gozaimasu! (Selamat Tahun Baru!)”.
  4. Jangan memamerkan jumlah uangnya. Biasanya, anak-anak menyimpannya dengan sopan tanpa langsung menghitung di depan pemberi.

 

Tips Menyesuaikan Diri

Kalau kamu tinggal di Jepang bersama keluarga atau punya teman Jepang yang punya anak, kamu mungkin akan terlibat dalam tradisi ini juga. Meskipun kamu orang asing, menunjukkan perhatian dengan memberikan Otoshidama kecil bisa dianggap sebagai gestur yang sangat manis dan sopan.

Namun, jika kamu tidak terlalu dekat dengan keluarga tersebut, tidak perlu ikut memberikan. Cukup ucapkan selamat tahun baru dengan sopan sudah cukup untuk menunjukkan rasa hormat.

Selain itu, jangan heran kalau kamu melihat anak-anak sangat bersemangat membuka pochibukuro mereka, sama seperti anak-anak di Indonesia saat menerima duit lebaran!

 

6. Festival dan Tradisi Awal Tahun Lainnya di Jepang

Selain Ōmisoka, Hatsumode, Fukubukuro, dan Otoshidama, Jepang juga punya berbagai festival lokal dan kebiasaan menarik yang berlangsung di minggu pertama tahun baru. Tradisi ini mungkin berbeda di setiap daerah, tapi semuanya memiliki tujuan yang sama yaitu menyambut tahun baru dengan doa, kesehatan, dan keselamatan.

Berikut beberapa di antaranya yang patut kamu tahu (dan mungkin alami sendiri kalau tinggal di Jepang):

 

1. Dezome-shiki (出初式),  Parade Pemadam Kebakaran Tradisional

Setiap tanggal 6 Januari, kamu bisa melihat atraksi unik dari para petugas pemadam kebakaran Jepang. Dalam festival Dezome-shiki, mereka menampilkan parade mobil pemadam, demonstrasi penyelamatan, dan pertunjukan akrobatik di atas tangga bambu tradisional.

Acara ini sebagai simbol doa agar tidak ada kebakaran dan bencana di tahun yang baru. Kalau kamu tinggal di Tokyo, lokasi paling populer untuk melihat Dezome-shiki adalah di Tokyo Big Sight.

 

2. Tondo Matsuri (とんど祭り), Pembakaran Jimat Tahun Lalu

Biasanya diadakan sekitar pertengahan Januari, Tondo Matsuri dilakukan di banyak kuil Shinto di seluruh Jepang. Dalam festival ini, masyarakat membakar jimat, hiasan Tahun Baru, dan omikuji (ramalan) dari tahun sebelumnya sebagai simbol penyucian dan pelepasan hal-hal buruk.

Asap dari pembakaran dipercaya membawa doa-doa ke langit. Jika kamu ikut menonton, pastikan menjaga jarak dan jangan membuang barang sembarangan ke api, semua dilakukan dengan penuh rasa hormat.

 

3. Nanakusa-gayu (七草粥), Bubur Tujuh Sayur untuk Kesehatan

Pada 7 Januari, masyarakat Jepang punya kebiasaan makan bubur lembut berisi tujuh jenis sayuran liar musim dingin, disebut nanakusa-gayu.

Tujuannya adalah untuk menyehatkan tubuh setelah makan besar selama perayaan tahun baru, sekaligus melambangkan doa agar tetap sehat sepanjang tahun. Kalau kamu tinggal di Jepang, kamu bisa coba membuat versi sederhananya di rumah, banyak supermarket menjual paket nanakusa siap masak menjelang tanggal 7 Januari.

Kalau kamu ingin baca kisah nyata dari siswa Cetta yang berhasil mewujudkan impiannya ke Jepang, bisa baca CVStory Al: Siswa Cetta yang Sukses Raih Impian ke Jepang.

 

Awali Tahunmu di Jepang dengan Penuh Makna

Dengan memahami setiap tradisi ini, kamu akan lebih mudah menyesuaikan diri dan diterima di lingkungan sekitar saat tinggal di Jepang.

Kalau kamu ingin memahami makna di balik setiap tradisi sekaligus bisa berkomunikasi langsung dengan orang Jepang, yuk bergabung di kelas bahasa Jepang di Cetta! Di Kelas Percakapan Dasar for Traveler, kamu akan belajar bahasa dasar yang digunakan sehari-hari, lengkap dengan konteks budaya dan kebiasaan orang Jepang yang nyata.

Atau kalau kamu masih ingin tanya-tanya dulu tentang kelas yang cocok buatmu, langsung aja chat admin kami lewat WhatsApp ini!

Bagikan

Picture of Fatimah M

Fatimah M

Berkecimpung di dunia content writing sejak tiga tahun lalu. Dan dia akan terus menjajal dunia kebahasaan ini dari bahasa lain.
Picture of Fatimah M

Fatimah M

Berkecimpung di dunia content writing sejak tiga tahun lalu. Dan dia akan terus menjajal dunia kebahasaan ini dari bahasa lain.

Transform Your Stressful Study Into an Enjoyable Journey

Coba Trial Class Gratis dan Nikmati

10%

Special Discount untuk untuk pendaftaran kelas

Plus, dapat artikel eksklusif untuk belajar bahasa lebih cepat

Form Popup