kembang api di langit perayaan tahun baru

Begini Cara Orang China Rayakan Tahun Baru Masehi? Jangan Kaget!

Daftar Isi

Artikel ini membahas bagaimana orang China merayakan Tahun Baru Masehi pada 1 Januari, meskipun fokus utama perayaan di China sebenarnya adalah Tahun Baru Imlek. Mulai dari sejarah, bentuk perayaannya, hingga kebiasaan modern yang berkembang di kota besar.

Walau tidak sebesar Imlek, suasana pergantian tahun di sana tetap terasa semarak terutama di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou. Bagi kamu yang baru pertama kali merayakan 1 Januari di China, mungkin akan kaget melihat bagaimana masyarakatnya menyambut momen ini dengan gaya yang berbeda dengan lebih modern, lebih santai, tapi tetap khas “China banget”.

Kalau kamu tertarik mengenal lebih dalam soal tradisi dan nilai-nilai budaya Tionghoa, kamu bisa baca juga artikel Tradisi Orang Tionghoa: Warisan Budaya yang Masih Dilestarikan Hingga Kini biar makin paham akar sejarah dan kebiasaannya.

 

Apakah Orang China Juga Merayakan Tahun Baru Masehi?

Iya, tapi tidak seperti yang kamu bayangkan. Tahun Baru Masehi atau yang disebut “Yuándàn (元旦)” dalam bahasa Mandarin memang dirayakan di seluruh China, tetapi bukan sebagai perayaan utama seperti Chūnjié (春节) atau Tahun Baru Imlek.

Sejarahnya dimulai ketika pemerintah China mulai menggunakan kalender Gregorian pada awal abad ke-20, menggantikan sistem kalender tradisional yang berbasis lunar. Sejak itu, tanggal 1 Januari ditetapkan sebagai hari libur nasional untuk menandai awal tahun baru versi modern.

Namun, karena masyarakat China masih sangat terikat dengan tradisi lunar, makna Tahun Baru Masehi di sana lebih bersifat simbolis dan sosial. Biasanya hanya ada libur satu hari, tanpa ritual khusus seperti sembahyang leluhur atau kumpul keluarga besar.

Perayaan Tahun Baru Masehi lebih terasa di kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen. Di tempat-tempat ini, masyarakat terutama generasi muda menyambut tahun baru dengan gaya modern seperti:

  • Menonton konser dan pesta hitung mundur (countdown) di ruang publik, seperti di The Bund (Shanghai) atau Olympic Park (Beijing),
  • Menyalakan kembang api saat pergantian tahun, dan
  • Berkumpul dengan teman di kafe atau bar hingga larut malam.

Meski begitu, ada juga masyarakat yang memilih tidak merayakan sama sekali, dan memperlakukan 1 Januari sebagai hari istirahat biasa. Hal ini menunjukkan betapa fleksibelnya budaya China modern dalam mengadopsi pengaruh global tanpa meninggalkan akar tradisinya.

Dan kalau kamu penasaran dengan bagaimana tradisi lama dan modern di China bisa saling berdampingan, kamu bisa baca juga artikel Yuk Kepoin 3 Budaya China yang Unik ala Cetta, dijamin kamu bakal makin kagum sama kekayaan budaya Tiongkok!

 

Perbedaan dengan Tahun Baru Imlek

Bagi masyarakat China, Tahun Baru Imlek (Chūnjié / 春节) tetap menjadi perayaan paling penting dalam setahun. Meski sama-sama disebut “tahun baru”, perbedaan antara Tahun Baru Masehi (Yuándàn / 元旦) dan Imlek cukup jelas, baik dari segi makna, waktu, maupun cara perayaannya.

 

1. Berdasarkan Kalender yang Berbeda

Tahun Baru Masehi mengikuti kalender Gregorian, yang digunakan secara internasional dan jatuh setiap tanggal 1 Januari.
Sedangkan Tahun Baru Imlek didasarkan pada kalender lunar (bulan), sehingga tanggalnya berubah-ubah setiap tahun, biasanya antara akhir Januari hingga pertengahan Februari.

Kalau diibaratkan, Tahun Baru Masehi di China itu seperti “warm-up” atau pembuka suasana sebelum datangnya pesta besar, yaitu Imlek.

 

2. Makna dan Tujuannya

Perayaan Tahun Baru Imlek sarat dengan makna spiritual, tradisi leluhur, dan doa untuk keberuntungan di tahun yang baru. Setiap kegiatan mulai dari memberi angpao, memasang lampion, hingga membersihkan rumah punya simbol tertentu.

Sedangkan Tahun Baru Masehi lebih bersifat sekuler dan sosial, menandai awal tahun modern tanpa ritual khusus. Biasanya hanya diisi dengan kegiatan hiburan atau kumpul santai.

 

3. Skala Perayaan dan Hari Libur

  • Tahun Baru Masehi: Libur nasional satu hari saja, jadi masyarakat biasanya kembali bekerja atau kuliah keesokan harinya.
  • Tahun Baru Imlek: Bisa mencapai 7 hari libur nasional, bahkan di beberapa wilayah bisa lebih lama karena tradisi mudik dan acara keluarga.

Inilah alasan mengapa banyak orang China tidak terlalu meriah saat 1 Januari, mereka sedang menunggu “tahun baru sesungguhnya”, yaitu Imlek.

 

4. Suasana dan Aktivitas

Kalau kamu berada di kota besar seperti Shanghai atau Beijing, kamu mungkin akan melihat countdown besar, pesta kembang api, dan diskon belanja di mal. Namun begitu Imlek tiba, suasana berubah drastis, kota bisa jadi sangat sepi karena orang-orang pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarga.

 

5. Simbolisme dan Identitas Budaya

Imlek dianggap sebagai wujud dari identitas budaya Tionghoa, sementara Tahun Baru Masehi lebih sebagai bentuk adaptasi dengan dunia global. Menariknya, generasi muda di China kini mulai menggabungkan keduanya, mereka tetap ikut countdown pada 1 Januari, tapi juga menyiapkan rumah untuk menyambut keberuntungan saat Imlek tiba.

Kalau kamu tertarik tahu bagaimana perpaduan antara tradisi lama dan budaya modern ini membentuk karakter masyarakat China masa kini, coba baca kisah inspiratif CVStory: Mandarin Mengubah Cara Melihat Dunia, kisah nyata pembelajar yang akhirnya bisa memahami makna budaya Tiongkok lewat bahasa.

 

Kegiatan Orang China Saat Rayakan Tahun Baru Masehi

Meski bukan perayaan utama, suasana Tahun Baru Masehi di China tetap terasa meriah, terutama di kota-kota besar. Banyak orang memanfaatkan momen ini untuk melepas penat, berkumpul bersama teman, atau sekadar menikmati suasana pergantian tahun di tengah gemerlap kota modern.

Berikut beberapa kegiatan khas yang biasa dilakukan masyarakat China saat menyambut 1 Januari atau Yuándàn (元旦).

 

1. Pesta Hitung Mundur dan Kembang Api di Kota Besar

Di kota-kota seperti Beijing, Shanghai, dan Shenzhen, ribuan orang berkumpul di ruang publik untuk ikut countdown besar menyambut tahun baru. 

Lokasi populer seperti The Bund di Shanghai atau Olympic Park di Beijing selalu dipenuhi warga lokal maupun turis asing. Tepat tengah malam, kembang api menerangi langit, diiringi sorak-sorai yang menandai awal tahun baru.

 

2. Konser dan Acara Televisi Nasional

Sama seperti di Indonesia, televisi-televisi nasional di China menayangkan konser akhir tahun bertema “Welcome New Year” yang diisi penampilan artis-artis populer.
Bahkan, ada stasiun TV yang menggelar acara lintas kota, memperlihatkan euforia perayaan di berbagai daerah di China secara bersamaan.

 

3. Berkumpul dan Makan Bersama

Bagi sebagian orang, Tahun Baru Masehi adalah waktu untuk bersantai bersama teman dekat atau pasangan. Mereka biasanya makan malam di restoran, kafe, atau bahkan memasak bersama di rumah sambil menonton acara tahun baru.

Makanan yang disantap pun bervariasi, dari hotpot (火锅 huǒguō) yang hangat, hingga hidangan barat seperti steak dan pasta, mencerminkan gaya hidup masyarakat urban China yang semakin modern.

 

4. Jalan-Jalan dan Berburu Diskon

Tahun Baru Masehi juga dikenal dengan festival belanja besar-besaran. Banyak pusat perbelanjaan menawarkan diskon spesial untuk menyambut tahun baru. Tak heran kalau mal di kota besar akan ramai pengunjung yang berburu promo baik untuk kebutuhan pribadi maupun hadiah.

Selain itu, sebagian orang juga memanfaatkan libur satu hari ini untuk staycation atau berwisata singkat ke kota terdekat.

 

5. Refleksi dan Harapan Tahun Baru

Meski kesannya modern dan ramai, banyak orang China juga menggunakan momen ini untuk merenung dan membuat resolusi pribadi.

Kegiatan seperti menulis harapan di buku catatan, berbagi ucapan motivasi di media sosial, atau mengirim pesan “Happy Yuándàn!” kepada teman dan keluarga menjadi bagian dari tradisi baru masyarakat modern di China.

 

Tahun Baru Masehi di China: Modern, Hangat, dan Penuh Makna

Meski Tahun Baru Masehi bukan perayaan utama di China, masyarakatnya tetap menyambut momen 1 Januari dengan cara yang khas dan bermakna. Dari pesta kembang api di Shanghai hingga makan malam hangat bersama teman di Beijing, semuanya menggambarkan bagaimana orang China menyeimbangkan tradisi dan modernitas dalam kehidupan mereka.

Menariknya, cara mereka merayakan tahun baru juga menunjukkan semangat adaptasi dan keterbukaan budaya, dua hal yang membuat Tiongkok terus berkembang, tanpa melupakan akar tradisinya.

Kalau kamu ingin bisa memahami makna di balik setiap ucapan, simbol, atau perayaan seperti ini secara langsung, belajar bahasa Mandarin adalah langkah awal terbaik. Dengan menguasai bahasanya, kamu tidak hanya bisa berbicara dengan masyarakat lokal, tapi juga memahami cara mereka berpikir dan merasakan sesuatu.

Nah, kalau kamu ingin mulai belajar bahasa Mandarin dengan metode yang seru dan mudah dipahami, kamu bisa bergabung di Kelas Chuji Shang Regular Cetta Mandarin. Di kelas ini, kamu akan belajar langsung dari pengajar profesional yang membantu kamu menguasai kosakata, nada, dan budaya Tionghoa secara menyeluruh.

Masih bingung kelas mana yang cocok buat kamu? Tenang, kamu bisa konsultasi langsung secara gratis lewat WhatsApp ya!

Bagikan

Picture of Fatimah M

Fatimah M

Berkecimpung di dunia content writing sejak tiga tahun lalu. Dan dia akan terus menjajal dunia kebahasaan ini dari bahasa lain.
Picture of Fatimah M

Fatimah M

Berkecimpung di dunia content writing sejak tiga tahun lalu. Dan dia akan terus menjajal dunia kebahasaan ini dari bahasa lain.

Transform Your Stressful Study Into an Enjoyable Journey

Coba Trial Class Gratis dan Nikmati

10%

Special Discount untuk untuk pendaftaran kelas

Plus, dapat artikel eksklusif untuk belajar bahasa lebih cepat

Form Popup