Michella Wijaya memang baru berusia 24 tahun, tapi ia memiliki segudang prestasi. Ia percaya bahwa kemampuan yang dimilikinya merupakan modal untuk bertahan di dunia yang penuh kompetisi. Baginya, menguasai bahasa Mandarin adalah salah satu skill yang wajib dipelajari.
Perjalanannya untuk mempelajari bahasa Mandarin sebenarnya sudah dimulai sejak kecil. Namun, ia tidak pernah tertarik untuk mendalaminya. Hal tersebut berubah ketika ia lulus sarjana dan melanjutkan studinya di University of Nottingham Ningbo, Tiongkok.
Ingin tahu kisahnya? Simak wawancara Cetta dengan Michella pada Senin, 20 Oktober lalu.
Industri Global Mewajibkan Kemampuan Bahasa Mandarin
Michella menyadari bahwa banyak produk yang digunakan diproduksi di Tiongkok dan penjualannya pun sangat pesat. Alhasil, bahasa Mandarin adalah bahasa yang sebaiknya dikuasai oleh banyak orang.
Sharon
Halo kak Michella, boleh tolong perkenalkan diri?
Michella
Terima kasih juga atas kesempatannya sudah mengundang aku ke sini. Nama aku Michella, umurku 24 tahun, dan bekerja sebagai business manager di Multipolar Technology. Aku kuliah S1 di Universitas Tarumanegara dan S2 di University of Nottingham, Tiongkok. Lalu, aku juga belajar bahasa di Zhejiang Universtiy.
Sharon
Apa sebenarnya alasan Kak Michella untuk belajar bahasa Mandarin?
Michella
Aku punya latar belakang di bisnis. Di zaman sekarang, apapun yang kita pakai kebanyakan adalah barang produksi Tiongkok, seperti iPhone hingga mobil listrik seperti BYD. Jadi secara enggak langsung, kita bisa bilang bahwa ekonomi mengarah ke Tiongkok. Nah, itulah kenapa aku sangat termotivasi banget untuk belajar bahasa Mandarin.
Sudah Belajar Bahasa Mandarin Sejak SD, Baru Serius Saat S2
Meskipun Michella pernah mempelajari bahasa Mandarin sejak di bangku sekolah dasar, kemampuan bahasa Mandarinnya masih minim. Akhirnya, ia baru benar-benar serius mendalaminya saat meraih pendidikan master di Tiongkok.
Sharon
Sebelumnya, kak Michella sudah terekspos atau belajar bahasa Mandarin sejak kapan?
Michella
Jujur, aku belajar bahasa Mandarin sudah dari SD sampai SMA. Tapi, aku merasa bahasa Mandarin itu bahasa dewa. Dulu tuh, aku enggak ada sama sekali kepikiran kuliah ke China. Jadi, apakah aku suka bahasa Mandarin itu sebelumnya? Enggak. Aku saat ke China masih mungkin di HSK 2 atau 3. Jadi, benar-benar se-basic itu. Kalau ditanya belajar bahasa Mandarin dari kapan ya, dari S2.
Belajar di Cetta Mandarin Meski Sudah Tinggal di China
Ia pun mulai menguasai bahasa Mandarin ketika mengambil kelas di Zhejiang University, Tiongkok. Untuk mengisi waktu libur, Michella pun mengikuti kelas di Cetta Mandarin, tepatnya kelas Gaozi-Native, yang setara dengan level HSK 5. Walaupun ia sudah belajar bahasa Mandarin di Zhejiang University, kelas di Cetta membantunya untuk mengingat kembali banyak kosakata. Selain itu, adanya komunitas Cetta Virtual Society dapat membantunya untuk berkenalan dengan orang lain, meskipun lesnya diadakan secara daring.
Sharon
Bagaimana pembelajaran di Cetta dapat membantu kak Michella? Menurut kak Michella, apa hal yang membedakan Cetta dari les lainnya?
Michella
Menurutku, hal yang membedakan adalah laoshi-nya yang adalah native speaker bahasa Mandarin. Misalnya aku les di tempat lain, seperti dengan laoshi orang Indonesia. Kalau ada hal yang aku bingungkan, pasti dia tetap ngomong bahasa Indonesia. Tapi, kalau kita ngomong dengan native yang tidak bisa bahasa Indonesia, kita harus berusaha memahami pembicaraan. Dan hal itu menurutku berperan sangat penting. Kalau kita masih menggunakan bahasa Indonesia, enggak akan bisa. Karena, bahasa itu adalah sesuatu yang harus kita latih dan bukan dihafalkan.
Sharon
Selain bisa membantu kak Michelle untuk recall berbagai vocabulary, apakah ada hal unik lainnya yang dimiliki Cetta?
Michella
Menurutku, hal uniknya adalah banyak kegiatan keluarnya. Jadi, enggak sekadar les, lalu langsung pulang saja. Biasanya, di tempat les lain, kita mendengarkan penjelasan guru dan kita mencatat saja. Namun, hal ini berbeda di Cetta. Di sini, ada kegiatan pergi untuk bonding bersama teman-teman lainnya, baik yang sekelas maupun dari level lainnya.
Motivasi Jadi Tantangan Saat Belajar Bahasa Mandarin
Michella mengakui bahwa motivasi adalah tantangan terbesar saat belajar bahasa Mandarin. Terlebih, bahasa ini punya kesulitannya tersendiri, mulai dari menghafalkan hanzi hingga memahami nada-nadanya. Michella juga memiliki segudang aktivitas yang harus ia jalani. Namun, ia menekankan bahwa belajar bahasa Mandarin dapat dilakukan ketika seseorang pandai mengatur waktu.
Sharon
Walaupun sudah familiar dengan bahasanya, apa tantangan terbesar saat mempelajari bahasa Mandarin?
Michella
Menurutku motivasi, sih. Bagiku, semua pelajaran itu susah, enggak ada yang gampang. Namun, kalau memang kita termotivasi untuk melakukan hal tersebut, pasti kita bisa mempelajarinya dengan lancar. Karena, kita ada tujuannya. Kalau kamu enggak ada tujuannya, motivasinya bakal makin hilang.
Sharon
Kegiatan yang kak Michella lakukan ‘kan banyak. Bagaimana cara Kak Michelle mengatur waktu untuk melakukan semuanya?
Michella
Menurutku, mengatur waktu itu bisa, sih. Aku pernah kuliah offline dan banyak yang nongkrong dan melakukan hal lain. Ya, itu enggak mungkin bisa, sih, manajemen waktunya. Aku percaya bahwa semua orang itu bisa mengatur waktunya dengan baik. Mungkin pada saat itu, dia belum memprioritaskannya saja.
Jangan Takut Untuk Mulai Belajar Bahasa Mandarin
Mempelajari bahasa Mandarin memang bisa terasa intimidatif, mengingat banyak orang yang menyebutkan bahwa bahasa ini sulit. Namun, Michella berpesan agar untuk mencobanya terlebih dahulu.
Sharon
Dari kak Michella sendiri, apakah pesan untuk teman-teman yang ingin belajar di Cetta?
Michella
Menurutku, yang paling penting itu enggak usah takut, sih. Kayak coba dulu saja, mungkin di awal ngerasa susah. Ya, mungkin akan sedikit tertampar realitas, kalau semua barang yang kalian pakai itu juga dari Tiongkok. Jadi, kalau kalian ingin menjadi bagian dari hal tersebut, mau gak mau harus belajar. Jangan takut dan langsung menyerah. Berdoa dan berusaha.
Tertarik dengan cerita-cerita lainnya? Kamu bisa baca kisah member CVS lainnya di sini!
Mau Belajar Bahasa Mandarin Seperti Kak Michella?
Cetz, belajar bahasa Mandarin bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan, kok. Sebelumnya, Kak Michella tidak tertarik untuk belajar bahasa ini. Namun, ia menyadari bahwa bahasa Mandarin adalah hal yang wajib ia miliki di dunia industri saat ini.
Cetta percaya kalau semua orang bisa belajar bahasa Mandarin! Hal terpenting adalah kamu #PedeAjaDulu. Kamu bisa ikut kelas Chuji Shang Intensif, kelas pemula dengan materi setara HSK 1. Di sini, kamu bakal mempelajari nada, pelafalan, hingga grammar dan conversation dasar, loh!
Kamu masih bingung ingin ikut kelas apa? Konsultasi gratis dengan Cetta, yuk!







