Artikel ini membahas secara lengkap tentang negara paling work-life balance di dunia tahun 2025. Dimulai dari alasan mengapa work-life balance menjadi prioritas utama pekerja, daftar 7 negara dengan kualitas keseimbangan kehidupan dan pekerjaan terbaik, hingga posisi Indonesia dalam peringkat global. Di akhir, kamu akan mendapatkan rekomendasi kelas bahasa asing untuk mempersiapkan karirmu di luar negeri.
Mengapa Orang-orang Mendambakan Work-Life Balance
Work life balance atau keseimbangan kehidupan dan pekerjaan kini bukan lagi sekadar tren, tapi sudah jadi kebutuhan mendasar bagi pekerja modern di seluruh dunia. Tapi, apa sih sebenarnya yang bikin konsep ini begitu penting?
1. Kesehatan Mental
Ketika kamu terus-menerus dikejar deadline tanpa waktu istirahat yang cukup, stres dan kecemasan mulai muncul. Dalam jangka panjang, ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan mental seperti depresi dan burnout. Work life balance memberikan ruang untuk “napas” dan memulihkan energi mentalmu.
2. Produktivitas yang Lebih Baik
Kelihatannya paradoks ya? Tapi faktanya, orang yang punya waktu istirahat cukup justru lebih produktif ketika bekerja. Otak yang segar dan pikiran yang jernih akan menghasilkan kualitas kerja yang lebih baik dibanding kerja marathon tapi hasilnya seadanya.
3. Hubungan Sosial dan Keluarga
Pekerjaan memang penting, tapi hubungan dengan orang-orang terkasih juga nggak kalah berharganya. Work life balance memungkinkanmu untuk hadir secara fisik dan mental buat keluarga dan teman-temanmu, bukan cuma jadi sosok yang selalu sibuk dan absen dari momen-momen penting.
4. Pengembangan diri
Dengan waktu luang yang cukup, kamu bisa mengeksplor hobi, mengembangkan kemampuan bahasa asing, atau bahkan mengejar passion di luar pekerjaan. Hal ini penting banget untuk pertumbuhan pribadi dan kebahagiaan jangka panjang.
Daftar Negara dengan Work-Life Balance Paling Tinggi
Berdasarkan Global Life Work Balance Index 2025 yang dirilis oleh Remote, berikut adalah 7 negara paling work-life balance di dunia. Penilaian dilakukan terhadap 60 negara dengan PDB tertinggi berdasarkan berbagai indikator seperti jam kerja mingguan, kebijakan cuti, upah minimum, indeks kebahagiaan, hingga tingkat keamanan. Buat kamu yang sedang mencari pekerjaan di luar negeri, daftar ini bisa jadi panduan berharga dalam menentukan negara tujuan.
1. Selandia Baru: Negara dengan Work-Life Balance Terbaik di Dunia
Selandia Baru mempertahankan posisi puncak sebagai negara paling work-life balance dengan skor impresif 86,87 dari 100. Negara Pasifik ini menawarkan paket lengkap yang bikin banyak pekerja di seluruh dunia iri: 32 hari cuti berbayar per tahun, 26 minggu cuti melahirkan dengan gaji penuh, dan upah minimum tertinggi kedua di dunia sebesar 16,42 dolar AS per jam (sekitar Rp 274.000 per jam).
Peluang Karir di Selandia Baru
Bagi kamu yang sedang menimbang berkarir di Selandia Baru, negara ini punya ekonomi yang stabil dengan tingkat pengangguran rendah. Sektor-sektor yang banyak membuka peluang kerja meliputi teknologi informasi, kesehatan, konstruksi, dan pariwisata.
Yang bikin menarik, lebih dari 95% lulusan universitas Selandia Baru langsung terserap ke dunia kerja. Ditambah, pemerintah Selandia Baru memberikan visa kerja pasca studi yang memungkinkanmu untuk mencari kerja setelah lulus, dan proses imigrasi yang relatif lebih mudah dibanding negara-negara lain.
Untuk mempersiapkan karirmu di Selandia Baru, kemampuan bahasa Inggris yang kuat adalah kunci. Kamu perlu memilih online course bahasa asing yang berkualitas untuk mengasah kemampuan komunikasi profesionalmu, terutama untuk lingkungan kerja internasional.
2. Irlandia: Negara Paling Aman untuk Tinggal dan Bekerja
Irlandia meraih posisi kedua dengan skor 81,17 sebagai negara paling work-life balance. Negara ini mendapat gelar sebagai negara teraman untuk tinggal dan bekerja di antara semua negara dalam analisis Remote.
Peluang Karir di Irlandia
Irlandia menjadi hub teknologi dan bisnis di Eropa dengan kehadiran raksasa seperti Google, Facebook, Amazon, dan Apple yang membuka kantor regional mereka di sini. Ini membuka peluang kerja yang sangat luas buat profesional internasional, terutama di bidang teknologi, finance, dan layanan bisnis.
Irlandia juga menawarkan kebijakan cuti melahirkan 26 minggu dengan pembayaran 70% dari pendapatan, serta upah minimum yang relatif tinggi di Eropa. Buat kamu yang tertarik berkarir di Irlandia, perlu diketahui bahwa bahasa Inggris adalah bahasa utama, jadi kemampuan berbahasa Inggris yang mumpuni sangat dibutuhkan untuk bisa berkomunikasi efektif di lingkungan kerja profesional.
3. Belgia: Standar Baru Kebebasan Waktu di Luar Jam Kerja
Belgia menempati posisi ketiga dengan skor 75,91. Negara ini menjadi pionir global dengan undang-undang “hak untuk memutuskan hubungan” (right to disconnect) yang membolehkan karyawan untuk tidak merespons komunikasi terkait pekerjaan di luar jam kerja tanpa takut sanksi atau konsekuensi negatif.
Dengan rata-rata jam kerja hanya 34,1 jam per minggu salah satu yang terendah di dunia, Belgia memberikan ruang yang sangat cukup untuk kehidupan pribadi.
Peluang Karir di Belgia
Sebagai pusat Uni Eropa di Brussels, Belgia menawarkan kesempatan unik untuk bekerja di organisasi internasional, institusi Eropa, dan berbagai korporasi multinasional. Sektor yang banyak membuka peluang kerja meliputi diplomasi, hubungan internasional, logistik, farmasi, dan layanan keuangan.
Belgia menggunakan tiga bahasa resmi: Belanda, Prancis, dan Jerman. Namun, banyak perusahaan internasional di Brussels menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kerja. Meski begitu, menguasai bahasa Prancis atau Belanda akan membuka peluang kerja yang jauh lebih luas dan meningkatkan prospek karirmu di negara ini.
Kalau kamu tertarik memperkuat kemampuan bahasa Prancis, kamu bisa mulai lewat Cetta French, kursus yang dirancang khusus untuk pemula hingga tingkat lanjutan agar siap bersaing di lingkungan kerja Eropa.
4. Jerman: Kerja Cerdas Bukan Keras
Jerman naik dua peringkat ke posisi keempat dengan skor 74,65. Negara ini punya filosofi “bekerja lebih cerdas, bukan lebih keras” yang tercermin dalam kebijakan ramah keluarga dan efisiensi kerja yang tinggi.
Salah satu keunggulan Jerman adalah kebijakan cuti sakit anak yang sangat dermawan: 15 hari cuti berbayar per anak bagi orang tua, dan 30 hari bagi orang tua tunggal, berlaku untuk anak di bawah 12 tahun. Ini menunjukkan bahwa Jerman benar-benar memprioritaskan kesejahteraan keluarga pekerja.
Peluang Karir di Jerman
Jerman adalah ekonomi terbesar di Eropa dengan industri manufaktur, otomotif, dan teknologi yang sangat maju. Perusahaan-perusahaan seperti BMW, Mercedes-Benz, Volkswagen, Siemens, dan SAP membuka banyak peluang kerja untuk profesional terampil.
Dengan etos kerja yang tinggi namun tetap seimbang, Jerman menjadi tempat ideal untuk membangun karir jangka panjang. Setelah bekerja beberapa tahun, kamu bisa mengajukan permanent residence dan bahkan citizenship. Yang menarik, Jerman juga menawarkan visa pencarian kerja selama 18 bulan untuk lulusan universitas Jerman.
Kemampuan bahasa Jerman sangat dibutuhkan untuk bekerja di Jerman. Kamu bisa mulai perjalanan belajarmu lewat Cetta German, dengan kelas interaktif dan metode pembelajaran yang efektif.
5. Norwegia: Cuti Orang Tua Terpanjang di Dunia
Norwegia melompat dari peringkat ke-9 tahun lalu ke posisi 5 dengan kebijakan cuti orang tua yang paling dermawan di dunia: 49 minggu dengan 100% gaji! Angka ini jauh melampaui negara-negara lain dan menunjukkan komitmen luar biasa terhadap kesejahteraan keluarga.
Negara Skandinavia ini juga punya sistem kesehatan universal yang berkualitas tinggi dan standar hidup yang sangat baik. Banyak yang bertanya “negara mana yang work-life balance terbaik untuk keluarga?” dan jawabannya sering kali adalah Norwegia.
Peluang Karir di Norwegia
Meski biaya hidup di Norwegia termasuk yang tertinggi di Eropa, upah minimum dan tunjangan kesejahteraan yang komprehensif bisa mengimbanginya dengan sangat baik. Sektor yang banyak membuka peluang kerja meliputi minyak dan gas, energi terbarukan, maritim, dan teknologi.
Norwegia menggunakan bahasa Norwegia, namun masyarakatnya sangat fasih berbahasa Inggris dengan tingkat kemahiran tertinggi di dunia, jadi kamu nggak perlu terlalu khawatir dengan language barrier dalam kehidupan sehari-hari. Meski begitu, mempelajari bahasa Norwegia akan sangat membantu integrasi sosialmu dan membuka lebih banyak peluang kerja lokal.
6. Denmark: Negara Paling Bahagia dengan Minggu Kerja Terpendek
Denmark tetap masuk dalam jajaran negara paling work-life balance dengan salah satu minggu kerja rata-rata terpendek di dunia: hanya 32,5 jam per minggu. Bahkan, nggak jarang bisnis Denmark tutup sementara selama musim panas karena hampir semua orang pergi berlibur, sesuatu yang mustahil dibayangkan di banyak negara lain.
Peluang Karir di Denmark
Denmark punya konsep “hygge” (kehangatan dan kenyamanan) yang tercermin dalam budaya kerja yang sangat menekankan keseimbangan dan kesejahteraan karyawan. Sektor yang banyak membuka peluang kerja meliputi renewable energy (terutama energi angin), desain, farmasi, dan teknologi.
Denmark secara konsisten menempati posisi teratas dalam World Happiness Report, dan ini bukan kebetulan. Negara ini punya sistem pajak tinggi yang digunakan untuk mendanai layanan publik berkualitas seperti kesehatan gratis, pendidikan gratis, dan berbagai program kesejahteraan sosial.
Bahasa Denmark digunakan dalam kehidupan sehari-hari, tapi banyak perusahaan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kerja. Namun, mempelajari bahasa Denmark akan sangat membantu integrasimu dan meningkatkan prospek karir jangka panjang.
7. Kanada: Satu-satunya Negara Benua Amerika di Top 10
Kanada menempati posisi ketujuh dan menjadi satu-satunya negara di Benua Amerika yang masuk 10 besar negara paling work-life balance. Berbeda jauh dengan tetangganya Amerika Serikat yang berada di peringkat ke-59, Kanada punya sistem kesehatan universal yang didanai pemerintah dan kebijakan kerja yang jauh lebih humanis.
Peluang Karir di Kanada
Kanada terkenal sebagai negara yang sangat ramah terhadap imigran dan pekerja internasional, dengan jalur imigrasi yang relatif jelas dan transparan. Sektor yang banyak membuka peluang kerja meliputi teknologi (terutama AI dan machine learning di Toronto dan Montreal), natural resources, healthcare, dan konstruksi.
Salah satu keunggulan bekerja di Kanada adalah program Co-op dan internship yang sangat umum, memberikan pengalaman kerja nyata dan koneksi profesional yang sangat berharga. Banyak perusahaan Kanada juga sponsor work permit untuk karyawan internasional yang berkualitas.
Kanada juga fokus pada inisiatif seperti penitipan anak yang terjangkau (program $10 per hari), menunjukkan komitmen pemerintah terhadap work-life balance bagi orang tua yang bekerja. Kanada menggunakan bahasa Inggris dan Prancis (terutama di Quebec), jadi kemampuan bahasa Inggris atau Prancis yang baik sangat penting.
Penting untuk memahami perbedaan kursus yang ngajarin dan nemenin saat memilih program pembelajaran bahasa, karena untuk tujuan karir profesional di luar negeri, kamu butuh kursus yang benar-benar mengajarkan skill komunikasi bisnis yang aplikatif.
Bagaimana dengan Indonesia?
Nah, setelah melihat negara-negara dengan work-life balance terbaik, pertanyaan yang pasti muncul adalah: bagaimana posisi Indonesia dalam hal keseimbangan kehidupan dan pekerjaan?
Sayangnya, Indonesia hanya menempati posisi ke-43 dari 60 negara yang dinilai dalam Global Life Work Balance Index 2025. Indonesia sejajar dengan Iran dan Kazakhstan dalam hal keseimbangan kehidupan dan pekerjaan. Posisi ini masih tertinggal jauh dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara seperti Singapura (peringkat 16), Vietnam (posisi 37), dan Thailand (posisi 39).
Apa yang Bikin Indonesia Tertinggal?
Beberapa faktor yang mempengaruhi posisi Indonesia antara lain:
- Jam kerja yang panjang: Rata-rata pekerja Indonesia menghabiskan waktu kerja lebih dari 40 jam per minggu
- Kebijakan cuti yang terbatas: Cuti tahunan dan cuti melahirkan masih belum sebaik negara-negara Eropa
- Upah minimum yang bervariasi: Standar upah yang berbeda-beda antar daerah
- Budaya lembur: Lembur masih dianggap sebagai tanda dedikasi dan profesionalisme
- Akses kesehatan: Meski ada BPJS, kualitas dan aksesibilitas layanan kesehatan masih perlu ditingkatkan
Tingkatkan Karirmu Lewat Bahasa bersama Cetta!
Setelah mengetahui negara-negara paling work-life balance di dunia, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri untuk berkarir di sana. Salah satu kunci utama untuk sukses berkarir di luar negeri adalah kemampuan berbahasa asing yang mumpuni.
Kamu bisa mengikuti kelas bahasa asing di Cetta Online Class untuk mengasah kemampuan komunikasi profesionalmu sesuai dengan negara tujuan karirmu.
Masih bingung dengan kelas mana yang paling cocok untukmu?
Tenang, kamu bisa hubungi admin Cetta Online Course melalui WhatsApp untuk konsultasi langsung dan menemukan kelas yang sesuai dengan kemampuan serta tujuan belajarmu!










