Artikel ini membahas jurusan Sastra Cina secara lengkap, mulai dari alasan memilih jurusan ini, mata kuliah yang dipelajari, prospek karier dan gaji, hingga gelar yang diperoleh serta persiapan sebelum masuk.
Banyak calon mahasiswa masih ragu memilih Sastra Cina karena dianggap jurusan “tidak umum”. Padahal, di era global saat ini, kemampuan berbahasa Mandarin membuka peluang karier yang luas di berbagai bidang.
Melalui pengalaman Laoshi Melysa, alumni Sastra Cina Universitas Indonesia yang kini menjadi tutor di Cetta Mandarin, kamu akan memahami bagaimana jurusan ini bisa menjadi pilihan strategis bagi masa depanmu.
Alasan Laoshi Melysa Memilih Jurusan Sastra Cina
Laoshi Melysa berasal dari Jawa Timur dan ia menjelaskan bahwa di daerahnya sudah lumayan banyak program Sastra Cina dan Pendidikan Bahasa Mandarin, makanya ia tertarik dengan jurusan tersebut.
Awalnya, ia ingin masuk ke jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin karena berminat menjadi pengajar. Namun, sebelum membulatkan pilihannya, ia mengumpulkan informasi dari guru dan senior. Kesimpulannya, Sastra Cina menawarkan ilmu yang lebih komprehensif dibandingkan Pendidikan Bahasa Mandarin.
“Karena kalau kita ambil pendidikan itu ya how to teach gitu, bahasa Mandarin ada cuma mungkin kurang banyak aja,” jelas Laoshi Melysa.
Ia menambahkan bahwa di Sastra Cina, ilmu yang didapat bisa full dan jika diibaratkan gelas maka gelas tersebut penuh. “Berarti yang kita bagikan ke murid jadi banyak. Kita bisa cerita tentang budaya, sejarah, atau film hiburan di sana itu ada apa aja gitu,” ungkap Laoshi Melysa.
Yuk, Kepoin 3 Budaya China yang Unik ala Cetta!
Sastra Cina, Belajar Apa Aja?
Sesuai pengalaman Laoshi Melysa, ia menjelaskan bahwa jurusan Sastra Cina di Universitas Indonesia mempelajari beberapa bidang penting:
- Bahasa
Mata kuliah bahasa mencakup bahasa Mandarin modern (普通话 = putonghua) dan bahasa klasik. Mahasiswa juga mempelajari bahasa yang digunakan di era kekaisaran dahulu, sehingga pemahaman tentang teks-teks kuno China menjadi sangat mendalam.
- Sejarah
Laoshi Melysa mengungkap bahwa ia belajar sejarah dari zaman sebelum dinasti hingga era kontemporer. “Menurut aku, Sastra Cina hebatnya di sini. Enak banget maksudnya informasi yang kita dapat. Tentang China itu kita tau banget,” ujarnya.
- Budaya
Budaya juga dipelajari secara menyeluruh, seperti bagaimana merayakan Imlek, filosofi hidup masyarakat China, hingga tradisi-tradisi yang masih dilestarikan hingga kini.
- Film
Laoshi Melysa juga membahas bahwa ia belajar sejarah perfilman dan mengkaji bagaimana latar film China. “Ternyata kan latar filmnya lebih banyak mempromosikan negaranya sendiri, sejarahnya,” jelas Laoshi.
- Cara Mengajar
Sastra Cina juga memiliki mata kuliah pengajaran bahasa Mandarin di semester akhir. Jadi, bagi yang ingin menjadi guru, tidak usah khawatir karena akan diajarkan metodologi pengajaran yang tepat. Setelah lulus, mahasiswa akan mendapatkan gelar Sarjana Sastra (S.S.) atau Sarjana Humaniora (S.Hum.), tergantung kebijakan universitas masing-masing.
Prospek Karier Jurusan Sastra Cina
Laoshi Melysa mengungkap tidak perlu khawatir dengan prospek karier lulusan Sastra Cina karena peluangnya sangat luas. “Senior sama teman-teman aku banyak yang jadi diplomat,” terangnya.
Nggak hanya itu, ada juga kisah inspiratif murid Cetta, seperti Vickel yang berhasil meraih karir di perusahaan multinasional berkat kemampuan bahasa Mandarinnya.
Peluang di Sektor Pemerintahan (PNS)
Di ranah pemerintahan, berbagai instansi membutuhkan lulusan Sastra Cina, antara lain:
- Kementerian Perhubungan
- Badan Narkotika Nasional (BNN)
- Badan Intelijen Negara (BIN)
- Kementerian Luar Negeri
Peluang di Sektor Swasta
Menurut Laoshi Melysa, perusahaan swasta seperti kantor start-up dan korporat memiliki kebutuhan yang lebih besar lagi untuk mencari talenta yang bisa berbahasa Mandarin. Posisi yang tersedia meliputi translator, interpreter, customer service untuk klien China, hingga business development untuk pasar China.
Peluang sebagai Pengajar
Bagi yang tertarik menjadi pengajar, bisa menjadi guru bahasa Mandarin. Kebutuhan guru Mandarin sangat tinggi, baik di sekolah formal maupun di lembaga kursus seperti Cetta yang menyediakan pembelajaran secara online.
Kisaran Gaji
Untuk lulusan baru, gaji rata-rata berkisar antara Rp 5-8 juta per bulan di sektor swasta, tergantung posisi dan perusahaan. Sementara untuk PNS, mengikuti standar gaji pegawai negeri. Bagi yang berprofesi sebagai translator atau interpreter freelance, penghasilan bisa lebih tinggi, mencapai Rp 10-20 juta per bulan tergantung volume pekerjaan.
Ingin tahu lebih lanjut mengapa bahasa Mandarin penting untuk kariermu? Baca artikel ini!
Pengalaman Laoshi Melysa di Sastra Cina
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, di Sastra Cina banyak sekali yang dipelajari. Laoshi Melysa merasa salah satu tantangannya adalah banyaknya materi yang harus dipelajari dan setiap hari tidak boleh putus belajar.
“Setiap malam, kita harus istilahnya paling nggak gurat-gurat hanzi (huruf Mandarin) itu pasti. Abis itu baca buku sejarah, politiknya, budayanya,” ujar Laoshi.
Meski begitu, Laoshi Melysa mengungkap pengalaman menariknya. Sebagai penyuka bahasa Mandarin karena karakternya yang unik dan menantang, ia merasa ilmu yang didapat dari jurusannya sangat banyak dan membuatnya lebih percaya diri. Selain itu, ia juga jadi bisa mengerti lagu-lagu China, drama atau film, sambil memperhatikan nuansa bahasanya dengan lebih mendalam.
Persiapan Sebelum Belajar di Jurusan Sastra Cina
Masuk jurusan Sastra Cina tidak harus jago bahasa Mandarin karena mahasiswa yang tidak punya basic pun akan diajarkan dari nol. Laoshi Melysa menyebutkan ada tiga persiapan yang bisa dilakukan sebelum masuk ke jurusannya:
1. Ujian Masuk
Persiapkan nilai UTBK, rapor sekolah, dan keaktifan semasa sekolah. Untuk yang ingin masuk melalui jalur SNBP (dulu SNMPTN), bisa siapkan nilai rapor dan sertifikat perlombaan, seperti Laoshi Melysa yang menyertakan sertifikat kejuaraan pidato bahasa Mandarin.
2. Tekad yang Kuat
“Kalau sudah masuk di suatu jurusan, bukan Sastra Cina aja, kita harus komit, apalagi Mandarin kan dilihat kesannya itu susah,” jelas Laoshi Melysa.
3. Mental yang Siap
Ia menjelaskan bahwa penting untuk berkomitmen rajin belajar karena jika lengah maka akan ketinggalan pelajaran. Konsistensi adalah kunci sukses di jurusan ini.
Mulai Perjalanan Bahasa Mandarin di Cetta!
Sebelum masuk ke jurusan Sastra Cina, yuk mulai dulu membangun dasar bahasa Mandarinnya dari sekarang!
Di Cetta Mandarin Online Class, kamu bisa belajar bersama tutor-tutor berpengalaman dan seru seperti Laoshi Melysa, dengan metode belajar yang efektif dan menyenangkan.
Cetta juga punya kelas pemula Chuji Shang (HSK 1) yang dirancang khusus untuk membantu kamu membangun fondasi bahasa Mandarin dengan kuat dan menyenangkan. Kamu bisa memilih kelas Regular atau Private 1-on-1, sesuai kebutuhan dan jadwalmu.
Segera konsultasi gratis dengan admin Cetta dan dapatkan diskon 10% saat checkout kelas pilihanmu. Raih karir impian kamu di Cetta Mandarin!










