Kamu ingin tahu sejarah dibalik perayaan hari Hangeul tanggal 9 Oktober? Disini kamu akan menemukan asal muasal terciptanya hari Hangeul dan makna dibaliknya.
Ringkasan Kronologi
Tahun | Peristiwa |
1443 | Raja Sejong mulai membuat Hangeul |
1446 | Raja Sejong meresmikan Hunminjeongeum sebagai alfabet resmi |
1504–1506 | Larangan penggunaan, pembubaran lembaga riset Jiphyeonjeon |
Abad ke-17 | Kebangkitan kembali Hangeul melalui literasi puisi & novel |
1894 | Hangeul dipakai dalam sistem hukum dan pemerintahan serta keperluan administrasi |
1910–1945 | Pelarangan penggunaan oleh pemerintahan kolonial Jepang |
1945–1960an | Pemakaian resmi kembali dan semakin dominan hingga kini |
1997 | Hunminjeongeum diakui UNESCO sebagai salah satu warisan dan identitas budaya |
Sejarah Penciptaan Hangeul
Pada abad ke‑15, masyarakat Korea di era dinasti Joseon masih menulis menggunakan aksara Hanja (huruf karakter Mandarin), namun rakyat jelata memiliki keterbatasan akses untuk mempelajarinya.
Sehingga, untuk memperbaiki tingkat melek huruf dan kemudahan untuk beraktivitas sehari-hari; Raja Sejong yang Agung (memerintah 1418–1450) menciptakan sistem alfabet baru bernama Hunminjeongeum pada tahun 1443 dan diujicobakan kepada rakyat.
Setelah melewati tiga tahun masa percobaan kemudian Hangeul dipublikasikan secara resmi pada tahun 1446 melalui naskah yang berjudul Hunminjeongeum, yang berarti “bunyi yang benar untuk mengajar rakyat”. Naskah ini berisi penjelasan filosofis, prinsip desain huruf, dan contoh pemakaian alfabet baru tersebut.
Raja Sejong menyusun alfabet Hangeul dengan bantuan para sarjana Jiphyeonjeon 집현전 Akademi Cendekiawan Terkemuka), merancang huruf dengan prinsip ilmiah. Komponen huruf dalam Hangeul yang dipilih berdasarkan bentuk mulut dan filosofi klasik ini, menciptakan sistem huruf yang sistematis dan logis. Yang akhirnya desain ini membuat Hangeul sangat mudah dipelajari; bahkan, seseorang bisa menguasainya dalam waktu satu hari. Luar biasa bukan?
Meski banyak yang mengira bahwa ini adalah proyek kolektif, namun dalam catatan resmi kerajaan menegaskan bahwa raja Sejong sendirilah yang memimpin proses kreasi Hangeul ini dari awal hingga akhir.
Apa alasan Hangeul dibuat di Korea?
Raja Sejong menciptakan Hangeul karena Bahasa Korea tidak cocok ditulis dengan karakter huruf Mandarin (Hanja). Ditambah lagi sistem huruf Hanja hanya dapat dikuasai oleh kaum bangsawan dan para petinggi saja, sehingga sebagian besar rakyat tidak bisa membaca atau menulis. Hanya terbatas kepada komunikasi verbal saja.
Sehingga Hangeul dirancang agar mudah diakses oleh semua orang, meningkatkan tingkat literasi, dan memperkuat identitas nasional. Tujuannya adalah agar setiap individu tanpa terkecuali dapat membaca dan menulis dengan mudah, tanpa bergantung pada Hanja yang rumit dan eksklusif.
Desain Ilmiah & Filosofis Hangeul
Karakter Konsonan dirancang menyerupai bentuk organ pengucapan/ vokal seperti lidah, bibir, dan tenggorokan saat menghasilkan suara. Contohnya, huruf “ㄱ” menggambarkan posisi lidah yang menekan langit-langit mulut; dan huruf “ㅁ: meniru bentuk bibir saat mengucapkan “m”.
Karakter Vokal didesain berdasarkan filosofi Timur klasik, dimana garis vertikal (ㅣ) mewakili manusia, garis horizontal (ㅡ) sebagai lambang dari bumi, dan titik atau garis pendek (ㆍ) merepresentasikan langit.
Kombinasi simbol-simbol ini membentuk vokal modern dan mencerminkan keseimbangan yang universal. Awalnya sistem ini terdiri dari 28 huruf (jamo): 14 konsonan dan 10 vokal, hingga akhirnya disederhanakan menjadi 24 huruf yang digunakan hingga sekarang. Selengkapnya terkait huruf Hangeul, bisa cek di artikel ini.
Penolakan Hangeul dan Kebangkitan Kembali
Penolakan oleh kaum elit dan petinggi kerajaan
Banyak kalangan cendekiawan dan kaum bangsawan melihat Hangeul sebagai ancaman terhadap status sosial mereka, sehingga mereka memberikan label nama julukan yang merendahkan seperti eonmun (“aksara vulgar”) dan amkeul (“aksara wanita”). Ini menyiratkan bahwa aksara tersebut memiliki status sosial yang lebih rendah dibandingkan dengan aksara Hanja. Kondisi ini diharapkan dapat menciptakan efek psikologis yang menekan minat rakyat jelata untuk belajar dan menggunakan Hangeul dalam kesehariannya.
Larangan resmi
Pada tahun 1504, Raja Yeonsangun melarang penggunaan Hangeul karena poster kritik terhadap kerajaan dibuat dan ditulis dalam aksara ini. Bahkan di tahun 1506, Raja Jungjong membubarkan Jiphyeonjeon yang menangani riset Hangeul.
Kebangkitan kembali
Hangeul kembali populer pada akhir abad ke-16 melalui puisi gasa dan sijo serta maraknya novel-novel yang menggunakan Hangeul pada abad ke-17. Diikuti oleh gerakan nasionalisme, reformasi Gabo pada akhir abad ke-19, dan dorongan misionaris Barat untuk memperluas penyebarannya.
Sehingga pada tahun 1894, Raja Gojong menetapkan Hangeul sebagai sistem resmi untuk administrasi hukum dan dokumen publik untuk pertama kalinya.
Pelarangan masa kolonial Jepang (1910–1945)
Di bawah masa penjajahan Jepang, pemerintah Jepang melarang pendidikan dan publikasi berbahasa Korea, termasuk penggunaan Hangeul. Setelah era kemerdekaan pada 1945, Hangeul kembali diakui secara resmi oleh pemerintah Korea Selatan waktu itu pada tahun 1948 dan semakin dominan seiring waktu hingga sekarang.
Makna Hari Hangeul di Korea
Hari Hangeul (Hangeul Day) diperingati setiap tanggal 9 Oktober di Korea Selatan untuk mengenang publikasi Hunminjeongeum pada 9 Oktober 1446. Sejak tahun 1970, peringatan ini menjadi hari libur nasional; meski sempat dihapus pada tahun 1991 karena kebijakan untuk menambah hari kerja, namun akhirnya dikembalikan menjadi libur nasional lagi pada tahun 2013 hingga sekarang.
Perayaan Hari Hangeul biasanya diadakan dengan berbagai kegiatan budaya: upacara penghormatan kepada Raja Sejong di Gwanghwamun Square, berbagai festival budaya, lomba kaligrafi Hangeul, workshop sejarah dan penggunaan alfabet ini yang diadakan oleh museum dan institusi budaya.
Pengakuan & Warisan Budaya
Naskah Hunminjeongeum Haerye yang menjelaskan filosofi dan aturan tatanan Hangeul dimasukkan ke dalam UNESCO Memory of the World Register pada tahun 1997, sebagai bentuk penghargaan terhadap sistem tulisan yang unik dan ilmiah ini.
Penggunaan nama modern “Hangeul” berasal dari ideolog Bahasa Korea Ju Si-gyeong pada awal abad ke-20 sebagai simbol identitas nasional, menggantikan nama asli dari Hunminjeongeum. Dan dikenal secara global hingga kini dengan 1 nama yang kita kenal sekarang yaitu Hangeul.
Mengapa Sejarah Hangeul Penting bagi Pembelajar Pemula & Fans K-Culture?
- Entry point mengenal Bahasa Korea: Belajar Hangeul adalah langkah pertama pendekatan untuk memahami pengucapan, kosakata, dan tulisan Bahasa Korea. Selain itu, pengenalan bahasa juga akan mempermudah kita untuk mendalami budaya Korea.
- Identitas budaya dan kebanggaan nasional: Hangeul bukan hanya sekedar alfabet; tapi merupakan simbol perjuangan melawan kebodohan, buta huruf dan dominasi budaya asing di kala rakyat Korea dijajah atau dilarang menggunakan bahasa ibu. Hangeul memiliki tujuan sosial untuk memberi akses pendidikan kepada semua lapisan masyarakat.
- Sistem tulisan yang logis, ilmiah dan fonetik: Struktur Hangeul memudahkan setiap orang untuk bisa membaca dan menulis dengan cepat. Sangat cocok untuk pemula karena hurufnya menggambarkan bunyi dan secara visual mudah dihafal.
- Kunci untuk memahami K-culture: Dengan menguasai Hangeul, kamu bisa langsung membaca lirik lagu, subtitle, nama-nama tempat, dan menulis namamu sendiri dalam Bahasa Korea. Keren kan?
Nah, setelah membaca sejarah dan makna dibalik asal usul hari Hangeul yang diperingati setiap tanggal 9 Oktober, apakah Cetz jadi tertarik untuk mendalaminya?
Belajar Hangeul dengan Mudah? Hanya di Cetta Korean!
Mari bergabung dengan Cetta Online Class: Korean Program, kursus online Bahasa Korea yang dirancang khusus untuk kamu yang ingin belajar Bahasa Korea tapi terkendala waktu dan tempat.
Buat kamu yang baru ingin mulai belajar Bahasa Korea, dan masuk ke dalam pengenalan, maka kamu bisa mengambil kelas Chogeup, sebelum akhirnya mengambil kelas Junggeup buat yang sudah lancar baca tulis Hangeul-nya dan menguasai basic conversation.
✅ Apa yang kamu dapatkan dengan bergabung?
- Kelas interaktif dan tutor berbasis pengalaman yang tersertifikasi.
- Materi ringkas sehingga kamu dapat membaca dan menulis Hangeul dalam waktu singkat.
- Latihan praktis: menulis namamu dalam Hangeul, serta mengenalkan kosakata dasar dan frase yang sering dipakai
- Akses komunitas belajar yang suportif untuk diskusi seputar K‑culture dan Bahasa Korea bersama teman-teman dari mana saja.
Ayo, ambil langkah pertamamu mengenal budaya Korea/K-Culture yang lebih luas melalui alfabet bersejarah ini!
Bingung menentukan kelas yang ingin diikuti? Punya pertanyaan lebih lanjut? Ingin konsultasi lebih lanjut? Langsung saja hubungi Admin Cetta melalui Whatsapp di link berikut ini ya.