Orang Tionghoa memiliki beragam tradisi yang sudah turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi. Banyak di antaranya yang masih dipraktikkan hingga saat ini, baik di Tiongkok, Indonesia, maupun di berbagai belahan dunia.
Tradisi-tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol identitas budaya, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang nilai-nilai keluarga, keberuntungan, dan kesejahteraan.
Penasaran seperti apa? Yuk, simak beberapa tradisi orang Tionghoa yang masih awet dan tetap relevan di kehidupan modern dalam artikel di bawah ini!
[quads id=2]
Daftar isi
TogglePerayaan Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Imlek adalah salah satu tradisi yang paling penting dalam budaya Tionghoa. Perayaan ini biasanya jatuh antara Januari dan Februari, tergantung pada kalender lunar. Menjelang Imlek, keluarga-keluarga Tionghoa akan membersihkan rumah dan berbelanja berbagai perlengkapan untuk menyambut tahun baru. Ini adalah cara untuk mengusir keberuntungan buruk dan menyambut yang baik.
Beberapa kebiasaan khas saat Imlek antara lain adalah memberikan angpao (amplop merah berisi uang) kepada anak-anak atau anggota keluarga yang lebih muda sebagai simbol berbagi doa, harapan dan keberuntungan. Selain itu, ada juga makanan khas Imlek seperti pangsit, ikan, dan kue keranjang yang melambangkan harapan akan kelimpahan dan keberuntungan.
Selain itu, biasanya setiap rumah akan mengadakan acara makan malam keluarga. Acara ini menjadi waktu yang sangat ditunggu dalam tradisi orang Tionghoa. Saat inilah anggota keluarga yang sudah merantau atau tinggal terpisah akan kembali berkumpul untuk merayakan kebersamaan serta mempererat hubungan keluarga dan menunjukkan rasa hormat dan menyayangi satu sama lain.
Upacara Ancestral Worship (Penghormatan kepada Leluhur)
Puja leluhur atau sembahyang kepada nenek moyang adalah tradisi yang sangat dihormati dalam budaya Tionghoa. Biasanya ini dilakukan pada saat-saat tertentu; seperti perayaan Imlek atau pada hari-hari tertentu yang dianggap penting bagi leluhur misalkan peringatan hari wafat leluhur.
Selama upacara ini, keluarga Tionghoa akan mempersiapkan makanan dan persembahan untuk menghormati leluhur mereka, meminta restu, serta keberuntungan untuk tahun yang akan datang.
Tradisi Pernikahan Tionghoa
Pernikahan Tionghoa memiliki berbagai ritual yang kaya akan makna. Salah satunya adalah pemberian “pinang” yang melambangkan permohonan restu dari orang tua. Selain itu, ada juga ritual “teh” yang merupakan simbol penghormatan kepada orang tua ataupun kerabat yang lebih tinggi pangkatnya.
Pengantin juga akan mengenakan pakaian tradisional, seperti cheongsam untuk wanita dan baju mandarin untuk pria, yang biasanya berwarna merah karena dianggap membawa keberuntungan. Meskipun di era sekarang, sudah mulai diganti dengan mengenakan gaun serta setelan jas yang lebih simpel.
Menggunakan Warna Merah
Warna merah merupakan warna yang sangat diminati dalam budaya Tionghoa karena dianggap sebagai simbol keberuntungan, kebahagiaan, dan kesejahteraan. Oleh karena itu, banyak orang Tionghoa yang mengenakan pakaian merah pada perayaan-perayaan besar, seperti Imlek atau pernikahan.
Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan warna merah dalam dekorasi rumah atau dalam hadiah seringkali dilihat sebagai cara untuk menarik energi positif. Tak jarang jika orang Tionghoa mengirimkan hadiah kepada seseorang, akan disisipkan sebuah angpao kosong sebagai perlambang doa akan keberuntungan.
Festival Qingming (Ziarah Makam)
Festival Qingming (Cengbeng dalam bahasa Hokkien) atau yang lebih dikenal dengan hari ziarah ke makam, adalah tradisi di mana keluarga Tionghoa mengunjungi makam leluhur mereka untuk membersihkan kuburan dan memberikan persembahan.
Tradisi ini dilakukan pada antara tanggal 4-6 bulan 4 dalam kalender China setiap tahunnya tergantung sistem penanggalan kalender lunar dan memiliki tujuan untuk mendoakan leluhur agar mendapatkan kedamaian serta merestui keturunannya dengan keberuntungan.
Perayaan Cap Go Meh
Cap Go Meh adalah perayaan yang jatuh pada hari ke-15 setelah Imlek, yang menandakan akhir dari perayaan Tahun Baru Imlek. Di beberapa daerah, perayaan ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan seperti pesta kembang api, barongsai, dan bazaar.
Bagi banyak orang Tionghoa, Cap Go Meh juga merupakan waktu untuk berdoa dan berharap akan kedamaian serta kesejahteraan sepanjang tahun.
Tradisi Makan Mie Panjang Umur + Telur
Jika di Korea Selatan makan sup rumput laut untuk yang berulang tahun, etnis Tionghoa biasanya akan makan mie panjang umur ditambah telur.
Mienya juga bisa bermacam-macam variasi, tapi umumnya menggunakan mie telur atau misua. Dan telurnya sendiri haruslah telur rebus, karena cangkangnya nanti akan dibalurin dengan pewarna makanan berwarna merah.
Mie yang bentuknya panjang melambangkan harapan akan usia yang panjang, sehingga disarankan ketika menyeruput mie, sebaiknya jangan digigit putus tapi diseruput hingga ujung agar usianya bisa panjang. Sementara telur perlambang dari terlahir kembali, dicat warna merah bermakna agar selalu berlimpah dengan keberuntungan di usia yang baru.
[quads id=2]
Pesta Telur Merah Man Yue Bayi 1 Bulanan
Dalam budaya Tionghoa, ketika seorang bayi lahir dan telah berjalan 1 bulan kalender usianya maka orang tuanya akan mengadakan tradisi Man Yue. Biasanya disini lah nama bayi akan diberikan. Nama yang diberikan dipilih dengan cermat, berdasarkan astrologi Tionghoa dan elemen feng shui yang dianggap sesuai dengan kelahiran anak tersebut.
Masyarakat Tionghoa percaya ketika bayi berhasil melewati 1 siklus gelap dan terang (tanggal 1 dan tanggal 15 kalender lunar) maka dia akan bisa tumbuh hingga dewasa. Di hari ini pula, bayi akan menjalankan prosesi potong rambut/cukur rambut kepala.
Pada tradisi ini, umumnya orang tua akan membagikan bingkisan berisi telur merah dan beberapa hal lainnya seperti nasi pulut, kue merah, dan permen. Meskipun di era modern sekarang banyak penyesuaian dengan memberikan bingkisan lain berupa cinderamata seperti handuk, gelas dan lain sebagainya. Dan dibalas dengan pemberian kado dari sanak saudara dan teman yang menerima bingkisan.
Praktik Feng Shui
Feng Shui adalah ilmu yang berkaitan dengan tata letak rumah dan ruang hidup untuk menciptakan keseimbangan dan energi positif.
Banyak keluarga Tionghoa yang sangat memperhatikan Feng Shui dalam mendekorasi rumah mereka. Misalnya, mereka akan memilih tempat tidur yang menghadap arah yang diyakini membawa keberuntungan atau meletakkan objek tertentu untuk mendatangkan rezeki.
Keberadaan Kuil dan Tempat Ibadah
Kuil atau tempat ibadah menjadi bagian penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Tionghoa. Biasanya, orang-orang Tionghoa akan mengunjungi kuil untuk berdoa, terutama di hari-hari besar atau saat membutuhkan keberuntungan.
Tempat ibadah ini sering dihiasi dengan patung-patung dewa yang memiliki perannya masing-masing dalam kehidupan, seperti Dewa Kebijaksanaan, Dewa Kekayaan, Dewa Kesehatan, Dewa Kelancaran Usaha atau Dewa Cinta.
Tradisi Peran Keluarga dalam Kehidupan Sosial
Dalam budaya Tionghoa, keluarga adalah fondasi yang sangat penting. Keluarga besar biasanya memiliki peran yang kuat dalam kehidupan individu. Tradisi ini tercermin dari bagaimana setiap jabatan dalam keluarga, ditentukan dari panggilannya masing-masing.
Misal kepada paman (saudara) dari ayah ada panggilannya yang berbeda dengan panggilan kepada paman dari ibu.
Juga anak-anak sedari dini diajarkan tata krama, seperti menyapa orang yang lebih tua saat bertemu atau sebelum makan panggil dulu sebagai tanda kesopanan, contoh: “Acik/Ayi (lai) ciak!”
Perayaan Musiman Setiap Tahun
Kita bisa mengetahui perubahan musim di Indonesia dengan melihat festival/perayaan yang sedang berlangsung. Meskipun Indonesia hanya mengenal 2 musim saja, jika mengacu kepada negara Tiongkok maka ada 4 musim yang berbeda dimana setiap musim ditandai dengan festival khas/makanan tertentu.
Misalkan: Festival Pertengahan Musim Gugur atau Mid-Autumn Festival dirayakan dengan menyantap kue bulan (mooncake) dan berkumpul bersama keluarga. Perayaan ini bertujuan untuk merayakan panen yang melimpah dan juga sebagai simbol persatuan keluarga. Kue bulan yang berbentuk bulat melambangkan kebersamaan, kerukunan dan kedamaian.
Atau Festival makan Onde (DongZhi) yang biasanya jatuh pada 21 atau 22 Desember setiap tahun. Festival ini menandakan puncak dari musim dingin. Di Indonesia umumnya dikenal dengan nama Wedang Ronde. Terbuat dari tepung beras yang lengket, perlambang keharmonisan dan keutuhan dalam keluarga, serta air kuah gula manis agar hubungannya tetap manis setiap saat.
Kesimpulan
Tradisi orang Tionghoa adalah warisan budaya yang sangat kaya dan penuh dengan makna. Meskipun zaman terus berubah, banyak tradisi ini yang tetap dipertahankan dan bahkan diadaptasi sesuai dengan perkembangan zaman.
Tradisi-tradisi ini tidak hanya memperkaya kehidupan sosial dan spiritual, tetapi juga mempererat hubungan antar keluarga dan komunitas. Jadi, tak heran jika tradisi orang Tionghoa tetap hidup dan menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, baik di Tiongkok maupun di Indonesia.
Menjaga warisan budaya adalah langkah untuk melestarikan peradaban untuk generasi yang akan datang.
Apakah Kamu Tertarik Belajar Bahasa Mandarin?
Setelah membaca artikel di atas, apakah Cetz jadi tertarik untuk belajar bahasa Mandarin?
Sebagai salah satu bahasa tertua yang sekarang mulai diakui sebagai salah satu bahasa Internasional, pengguna bahasa Mandarin tidak hanya ada di negara Asia seperti Tiongkok, Taiwan, Singapore, Malaysia saja lho.
Apalagi dengan kemajuan teknologi dan perkembangan pesat dari negeri Tiongkok, sehingga apabila kita mampu berbahasa Mandarin tentunya akan menjadi salah satu kelebihan yang bisa dimiliki.
Jika Cetz ingin bergabung dengan kursus bahasa Mandarin, Cetta Online Class menyediakan program bahasa Mandarin yang dapat dipilih sesuai dengan tingkatan kemampuan. Serta dengan kemudahan dalam mengatur jam belajar, sehingga tidak akan mengganggu aktifitas harian.
Para Laoshi di Cetta juga sangat berpengalaman, dan rata-rata pernah belajar dan tinggal di negeri Tiongkok sehingga kamu dapat belajar pemahaman ala native speaker nih, Cetz!
Untuk Cetz yang sudah selesai membaca artikel ini, ada promo diskon 10% nih yang bisa kamu gunakan saat melakukan check-out kelas bahasa Mandarin menggunakan kode BACACETTAUPDATES. Keren banget kan!
Ayo, daftar ke Cetta Mandarin Class Program dan mulai belajar bersama!