Artikel ini membahas 6 ungkapan permintaan maaf dalam bahasa Jepang, lengkap dengan terjemahannya.
Bagi yang suka nonton anime atau J-drama mungkin tidak asing dengan kata gomenne atau sumimasen. Kedua kata tersebut sangat umum digunakan untuk mengungkapkan maaf dalam bahasa Jepang, loh!
Selain kedua kata tersebut, ada ungkapan lain yang digunakan untuk mengungkapkan permintaan maaf. Kali ini, Cetta akan mengupas kalimat permintaan maaf dalam bahasa Jepang, tindakan saat meminta maaf, hingga cara lain dalam meminta maaf di Jepang, loh.
Yuk, simak artikelnya hingga tuntas!
Ungkapan Maaf dari Formal Hingga Kasual
Di dalam bahasa Jepang, khususnya meminta maaf kepada seseorang, ada beberapa kata yang harus kamu ketahui. Cetta akan mengurutkannya dari yang paling formal hingga kasual, ya!
1. Moushiwake Gozaimasen (申し訳ございません)
- Level: Paling Formal (Keigo).
- Arti: Saya meminta maaf atas ketidaknyamanan yang telah ditimbulkan.
- Konteks: Kalimat ini sifatnya sangat formal dan digunakan saat melakukan kesalahan yang sangat serius. Ungkapan ini biasanya diucapkan kepada klien, profesor, atau figur penting lainnya, Cetz.
2. Moushiwake Arimasen (申し訳ありません)
- Level: Sangat sopan
- Arti: Saya meminta maaf atas ketidaknyamanannya.
- Konteks: Kalimat ini digunakan untuk meminta maaf terhadap atasan, senior, atau klien. Ungkapan ini pun lebih sering digunakan ketimbang moushiwake gozaimasen.
3. Sumimasen Deshita (すみませんでした)
- Level: Sopan (bentuk lampau).
- Arti: Maaf, untuk kesalahan yang terjadi di masa lalu.
- Konteks: Kamu dapat menggunakan ungkapan ini untuk meminta maaf atas kesalahan yang kamu lakukan sebelumnya. Misalnya, meminta maaf karena terlambat datang ke rapat di hari sebelumnya.
4. Sumimasen (すみません)
- Level: Standar/sopan.
- Arti: Mohon maaf.
- Konteks:
Ungkapan ini bisa digunakan untuk mengungkapkan:- Permisi: Saat izin lewat.
- Maaf Ringan: Saat tidak sengaja menyenggol orang.
- Terima Kasih: Berterima kasih saat kamu merepotkan orang lain dan menunjukkan rasa bersalah karena merepotkan.
5. Gomennasai (ごめんなさい)
- Level: Kasual/standar.
- Arti: Saya minta maaf, ya.
- Konteks: Ungkapan ini sifatnya kasual, jadi, cocok digunakan untuk mengakui kesalahan ke teman seusiamu, junior, atau keluarga. Untuk itu, jangan gunakan di kantor, ya!
6. Gomen (ごめん)
- Level: Informal/paling kasual.
- Arti: Maaf.
- Konteks: Ungkapan ini hanya bisa disampaikan kepada orang yang sangat akrab, seperti sahabat, pasangan, atau keluarga terdekat.
Tabel Perbandingan Maaf dari Formal Kasual
Ungkapan | Tingkat Formalitas | Penjelasan Konteks |
Moushiwake gozaimasen | Paling formal/keigo | Penyesalan terdalam untuk masalah yang sangat serius. |
Moushiwake arimasen | Sangat sopan/bisnis | Maaf professional yang sangat serius. |
Sumimasen deshita | Sopan/lampau | Maaf atas kesalahan yang telah terjadi (masa lampau). |
Sumimasen | Standar/sopan | Dapat digunakan sebagai maaf, permisi, terima kasih. |
Gomen nasai | Kasual/standar | Maaf yang tulus kepada teman, junior, atau keluarga, |
Gomen | Paling kasual/informal | Maaf kepada orang terdekat. |
Cara Lain Meminta Maaf di Jepang: Tindakan dan Aspek Budaya
Selain ungkapan di atas, orang Jepang juga memiliki cara meminta maaf lainnya, loh!
Dogeza
Kalau kamu pernah melihat seseorang meminta maaf hingga berlutut dan menempelkan dahinya, dia sedang melakukan dogeza, Cetz. Tindakan ini hanya digunakan saat seseorang meminta maaf dengan ekstrem.
Saikeirei
Mirip dengan dogeza, saikeirei adalah tindakan untuk meminta maaf. Bedanya, saikeirei adalah membungkuk yang paling dalam, yakni 45°-70°. Umumnya, bungkuk ini digunakan di situasi yang formal, untuk mengekspresikan permohonan maaf yang mendalam.
Shazai
Shazai adalah permohonan maaf secara formal dari sebuah perusahaan, politisi, atau selebritas, Cetz. Jadi, kata ini lebih merujuk pada acara formal untuk meminta maaf, ya!
Etika dan Tindakan Saat Meminta Maaf
Saat mengucapkan minta maaf, ada etika dan tindakan yang harus kamu lakukan, Cetz. Ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan, ya!
Intonasi dan Verbal yang Sopan
Ketika kamu mengungkapkan rasa maaf, gunakan kalimat yang sopan dan intonasi yang datar dan tulus. Jangan sampai, kamu malah terdengar tidak tulus atau sok saat meminta maaf.
Sikap Tubuh yang Baik
Saat meminta maaf, orang Jepang umumnya membungkuk (ojigi) dan memperlihatkan sikap tubuh yang menunjukkan penyesalan. Namun, membungkuk dalam budaya Jepang memiliki arti yang berbeda-beda, sesuai dengan formalitas ungkapannya.
Tunjukkan Tindakan Nyata Setelah Meminta Maaf
Setelah meminta maaf, kamu tentunya harus memperbaiki kesalahanmu dengan bukti nyata, Cetz. Kamu dapat bekerja lebih keras, menawarkan bantuan atau segera menawarkan solusi.
Kesimpulan
Cetz, itulah informasi mengenai permintaan maaf dalam budaya dan bahasa Jepang. Di sini, kamu sudah mempelajari 6 ungkapan permintaan maaf dari tingkat formal hingga kasual. Selain itu, kamu sudah mengetahui bahwa ada cara lain dalam meminta maaf, seperti dogeza, saikeirei, dan shazai yang umumnya digunakan oleh sebuah perusahaan. Terakhir, kamu juga telah mengetahui cara meminta maaf yang baik, Cetz.
Paham Konteks Budaya Jepang di Cetta Japanese!
Belajar mengucapkan maaf memang penting banget, Cetz. Nah, kalau kamu mau meningkatkan skill speaking, gabung Cetta Japanese, yuk!
Kamu bisa ikut kelas Kaiwa Class Basic, yang setara dengan level N5.
Di sini, kamu bakal belajar berbicara dengan tata bahasa dan kosakata yang benar.
Salah satu alumni kelas kaiwa Cetta Japanese membuktikan bahwa kelas ini membantu dirinya untuk berkomunikasi secara verbal di Jepang. Sensei dan komunitas belajarnya juga suportif, loh!
Mau tanya soal kelasnya? Hubungi Cetta Japanese, yuk!