dua wanita sedang menikmati festival musim panas di Jepang

10 Festival Musim Panas Jepang Terbesar yang Wajib Kamu Datangi!

Daftar Isi

Di artikel ini akan membahas berbagai festival musim panas di Jepang dan bagaimana serunya ikut langsung di tengah kemeriahannya. Musim panas di Jepang, walau suhu yang naik dan cicadas yang bersuara nyaring, tapi pada masa inilah masa paling semarak dalam kalender budaya mereka.

Menurut Japan National Tourism Organization (JNTO), lebih dari 10.000 festival digelar sepanjang bulan Juli hingga Agustus setiap tahunnya, mulai dari parade kuil yang megah sampai pertunjukan kembang api spektakuler yang bisa disaksikan dari pinggir sungai.

Tahun 2024 mencatat peningkatan wisatawan asing selama musim panas, termasuk dari Indonesia. Mereka ingin merasakan langsung matsuri, lengkap dengan yukata, jajanan yatai, dan alunan musik tradisional.

Kalau kamu juga berencana ke Jepang saat musim panas, atau sekadar penasaran apa saja yang bikin musim ini begitu istimewa, yuk kenali dulu deretan festival paling ikonik yang wajib Cetz tahu!

 

Daftar Festival Musim Panas Terbesar di Jepang

1. Gion Matsuri, Kyoto

Waktu: Sepanjang bulan Juli

Highlight: Mikoshi, parade Yamaboko Junko, dan suasana malam Yoiyama

Kalau bicara festival musim panas paling ikonik di Jepang, Gion Matsuri selalu masuk urutan teratas. Festival ini sudah berlangsung lebih dari seribu tahun dan menjadi simbol musim panas di Kyoto. Puncaknya ada di Yamaboko Junko, yaitu parade besar puluhan arak-arakan raksasa (yama dan hoko) yang dihiasi kain kimono antik dan ornamen mewah.

Tapi Cetz, yang membuat Gion Matsuri terasa spesial itu terutama pada suasana malam Yoiyama, saat seluruh kota dihiasi lentera, gerai makanan berjajar di gang sempit, dan ribuan orang berkumpul sambil mengenakan yukata. Rasanya seperti memasuki Kyoto zaman dulu dalam versi yang lebih hidup dan meriah.

 

2. Awa Odori, Tokushima

Waktu: 12-15 Agustus

Highlight: Tarian rakyat massal dengan musik tradisional khas

Kalau Cetz ingin merasakan festival yang energik dan melibatkan penonton secara langsung, Awa Odori di Tokushima adalah jawabannya. Festival ini dikenal dengan tarian massalnya yang unik dan meriah, diiringi alat musik tradisional seperti shamisen, taiko, dan shinobue.

Yang menarik, penonton pun boleh bergabung bersama penari, lho! Tarian Awa Odori punya gaya gerakan khas, yaitu melangkah maju dengan tangan dan kaki bergerak selaras sambil tersenyum lebar. Slogannya saja berbunyi, “Odoru ahou ni miru ahou, onaji ahou nara odoranya son son!”, yang artinya: “Yang menari bodoh, yang menonton juga bodoh, kalau sama-sama bodoh, lebih baik menari!”

Festival ini nggak cuma jadi ajang pamer budaya, tapi juga ruang lepas penat yang penuh tawa dan kebersamaan.

 

3. Sumidagawa Fireworks Festival, Tokyo

Waktu: Akhir Juli (biasanya Sabtu terakhir)

Highlight: Pertunjukan kembang api spektakuler di atas Sungai Sumida

Buat kamu yang ingin merasakan malam musim panas ala anime Jepang, Sumidagawa Fireworks Festival adalah jawabannya. Festival ini digelar di sekitar Sungai Sumida, Tokyo, dan dikenal sebagai salah satu hanabi taikai (festival kembang api) tertua dan terbesar di Jepang, dengan sejarah sejak era Edo.

Langit malam yang dihiasi ribuan kembang api warna-warni, sementara di bawahnya ribuan penonton duduk di tikar sambil menikmati cemilan dari yatai. Banyak pengunjung yang datang mengenakan yukata, menciptakan suasana yang estetik dan romantis banget, Cetz.

Uniknya, para produsen kembang api juga berkompetisi dalam festival ini, jadi kamu bakal melihat desain hanabi yang inovatif dan indah seperti bentuk bunga, karakter lucu, hingga pola simetris yang bikin decak kagum.

 

4. Nebuta Matsuri, Aomori

Waktu: 2-7 Agustus

Highlight: Arak-arakan lampion raksasa berbentuk tokoh legenda dan samurai

Kalau kamu suka visual yang spektakuler dan teaterikal, Nebuta Matsuri di Prefektur Aomori wajib banget masuk bucket list. Festival ini terkenal dengan lampion raksasa (nebuta) yang berbentuk tokoh-tokoh dari mitologi Jepang, samurai legendaris, hingga makhluk-makhluk mistis. Ukurannya bisa setinggi bangunan dua lantai dan semuanya bergerak dalam parade malam yang dramatis.

Lampion-lampion tersebut dibuat dengan rangka kayu dan kertas washi, lalu dicat dan diterangi dari dalam, hasilnya, ketika malam tiba, seluruh jalanan Aomori seolah berubah jadi dunia fantasi bercahaya.

Yang bikin makin meriah, penari haneto ikut berlarian di sekitar nebuta sambil meneriakkan “Rassera! Rassera!” dan pengunjung pun boleh ikut menari asal mengenakan kostum haneto. Jadi, jangan cuma jadi penonton, Cetz. Kalau bisa, jadi bagian dari perayaannya!

 

5. Tenjin Matsuri, Osaka

Waktu: 24-25 Juli

Highlight: Parade perahu menyusuri sungai + pesta kembang api malam hari

Kalau kamu sedang berada di Osaka saat musim panas, Tenjin Matsuri adalah pengalaman budaya yang nggak boleh dilewatkan. Festival ini merupakan salah satu tiga festival terbesar di Jepang, bersama Gion Matsuri dan Kanda Matsuri. Yang membedakan? Arak-arakannya nggak cuma lewat jalan raya, tapi juga lewat sungai lho!

Dimulai dengan prosesi di darat yang penuh warna dan kostum tradisional, sorenya dilanjutkan dengan parade mikoshi (kuil portabel) yang diarak menggunakan perahu di atas Sungai Okawa. Begitu malam tiba, langit Osaka dihiasi kembang api spektakuler, menciptakan refleksi indah di permukaan air dan jadi momen paling ditunggu-tunggu.

Atmosfernya megah, meriah, dan terasa banget budaya klasik Jepang yang hidup berdampingan dengan hiruk-pikuk kota modern. Tenjin Matsuri adalah bukti nyata kalau tradisi bisa tetap relevan dan memukau di tengah zaman yang serba cepat.

Btw, ada juga Tutor Cetta Japan yang yang tinggal di Jepang, bisa kamu simak ceritanya di sini ya: Pengalaman Tutor Cetta Tinggal di Jepang, Asyik Banget!

 

6. Tanabata Matsuri, Sendai

Waktu: 6-8 Agustus

Highlight: Dekorasi kertas warna-warni dan harapan yang digantung di bambu

Tanabata, atau Festival Bintang, berasal dari kisah romantis tentang Orihime dan Hikoboshi, dua kekasih yang hanya bisa bertemu setahun sekali di langit malam. Walaupun dirayakan di berbagai daerah, Tanabata di Sendai adalah yang terbesar dan paling memukau.

Seluruh kota berubah jadi galeri seni raksasa dengan ribuan hiasan kertas warna-warni yang menggantung di jalanan pertokoan dan stasiun. Tiap ornamen punya makna simbolik, dan kamu juga bisa ikut menuliskan harapan di atas kertas kecil (tanzaku) lalu menggantungkannya di batang bambu, seperti yang dilakukan masyarakat Jepang.

Uniknya, meski festival ini penuh dengan elemen visual yang cerah dan ceria, suasananya tetap terasa intim dan menyentuh. Cocok buat kamu yang ingin merasakan nuansa festival yang lebih tenang tapi tetap berkesan.

 

7. Obon Festival, Seluruh Jepang

Waktu: Pertengahan Agustus (umumnya 13-16 Agustus)

Highlight: Tarian Obon (Bon Odori) dan penghormatan kepada arwah leluhur

Berbeda dari festival yang penuh kembang api dan keramaian, Obon lebih bersifat spiritual dan reflektif. Dirayakan hampir di seluruh wilayah Jepang, Obon adalah momen penting untuk mengenang dan menghormati arwah leluhur yang diyakini kembali ke dunia selama beberapa hari di musim panas.

Selama Obon, kamu akan melihat warga Jepang melakukan ritual di kuil keluarga, menyalakan lentera, hingga mengikuti tarian rakyat khas bernama Bon Odori. Tarian ini biasanya diadakan di lapangan terbuka atau halaman kuil, diiringi musik tradisional dan dilakukan dalam lingkaran bersama-sama, suasananya khidmat tapi hangat.

Di beberapa daerah seperti Kyoto dan Hiroshima, Obon ditutup dengan ritual lentera terapung atau Gozan no Okuribi, di mana ribuan lentera dilepas ke sungai atau laut sebagai simbol kembalinya arwah ke alam baka. Indah dan menggetarkan hati.

 

9. Kochi Yosakoi Festival, Kochi

Waktu: 9-12 Agustus

Highlight: Tarian yosakoi modern dengan irama cepat dan kostum penuh warna

Kalau kamu mencari festival yang penuh energi, musik cepat, dan gaya kekinian, Yosakoi Matsuri di Kota Kochi bakal jadi favoritmu. Festival ini memadukan unsur tradisional dan modern, menghadirkan ribuan penari yang membawakan tarian yosakoi, tarian khas Kochi yang menggunakan alat kecil berbunyi bernama naruko.

Setiap tim tampil dengan kostum unik, iringan musik hasil remix lagu yosakoi, dan gerakan koreografi yang eksplosif. Ada yang tampil dengan nuansa samurai, ada juga yang memadukan budaya pop dan elemen kontemporer. Semua tim turun ke jalan utama kota, menari dengan semangat di hadapan penonton yang bersorak meriah.

Festival ini juga dikenal inklusif, anak-anak, orang dewasa, bahkan pengunjung dari luar Jepang bisa ikut berpartisipasi. Cetz bisa menikmati budaya Jepang yang dinamis dan terbuka, sambil melihat bagaimana tradisi berkembang mengikuti zaman.

 

10. Fukagawa Hachiman Matsuri, Tokyo

Waktu: Pertengahan Agustus (tahun ganjil diadakan besar-besaran)

Highlight: Parade mikoshi sambil disiram air, disebut juga “Festival Air”

Di tengah panasnya musim panas Tokyo, Fukagawa Hachiman Matsuri hadir sebagai penyegar yang seru sekaligus penuh makna. Festival ini dikenal sebagai salah satu dari tiga festival Shinto terbesar di Edo (Tokyo zaman dulu), dan punya tradisi unik, mikoshi (kuil portabel) diarak keliling kota sambil disiram air dari segala arah!

Bayangkan ratusan peserta berpakaian tradisional berjalan sambil meneriakkan semangat, sementara warga dan pemadam kebakaran berdiri di pinggir jalan menyemprotkan air dengan ember, selang, bahkan truk pemadam. Suasananya ramai, basah, dan menyegarkan, benar-benar cocok dengan julukan “Mizu Matsuri” atau Festival Air.

Selain menyenangkan, siraman air ini juga punya makna spiritual yaitu untuk menyucikan mikoshi dan mendoakan kesejahteraan kota. Cetz yang datang bisa merasakan langsung kombinasi ritual sakral dan kemeriahan ala Tokyo yang khas banget!

Kalau Cetz ingin merasakan sendiri serunya musim panas di Jepang, entah ikut Bon Odori di kuil lokal atau menyaksikan mikoshi disiram air di tengah kota, sekarang adalah waktu terbaik untuk mulai belajar bahasa dan budayanya. Supaya nanti nggak cuma jadi penonton, tapi juga bisa ikut larut dalam euforianya!

 

Mulai Belajar Bahasa Jepang di Cetta Japenese!

Di Cetta Japanese ada kelas Kaiwa (Kelas Percakapan) for Traveler – Private Group, program yang dirancang khusus untuk kamu yang ingin liburan ke Jepang dan butuh bekal percakapan praktis. Pembelajarannya dimulai dari nol, fokus ke situasi nyata saat traveling. Mulai dari pesan makanan, tanya arah, belanja, sampai komunikasi sederhana dengan penduduk lokal, supaya perjalananmu lebih lancar dan menyenangkan.

Masih bingung kelas apa yang cocok untuk kamu? Konsultasi gratis dulu dengan Admin Cetta!

Bagikan

Picture of Fatimah M

Fatimah M

Berkecimpung di dunia content writing sejak tiga tahun lalu. Dan dia akan terus menjajal dunia kebahasaan ini dari bahasa lain.
Picture of Fatimah M

Fatimah M

Berkecimpung di dunia content writing sejak tiga tahun lalu. Dan dia akan terus menjajal dunia kebahasaan ini dari bahasa lain.

Transform Your Stressful Study Into an Enjoyable Journey

Coba Trial Class Gratis dan Nikmati

10%

Special Discount untuk untuk pendaftaran kelas

Plus, dapat artikel eksklusif untuk belajar bahasa lebih cepat

Form Popup