Kamu akan mengenal lebih dalam apa itu Chuseok, kapan dirayakan, hingga bagaimana wisatawan bisa ikut merasakan kehangatan festival ini langsung di Korea di artikel ini.
Bagi masyarakat Korea, Chuseok merupakan momen paling hangat dan ditunggu-tunggu setiap tahun. Di saat kota Seoul mendadak lengang, jutaan orang mudik ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga, berterima kasih atas hasil panen, dan mengenang leluhur mereka.
Namun, di balik suasana penuh syukur itu, banyak yang belum tahu bahwa liburan Chuseok punya makna sedalam “Thanksgiving” versi Korea. Ini bukan perayaan agama, melainkan tradisi turun-temurun yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu dan menjadi simbol keharmonisan keluarga serta rasa terima kasih terhadap alam.
Yuk,kita ulik budaya ini lebih lanjut, Cetz!
Apa Itu Chuseok dan Kapan Dirayakan
Buat masyarakat Korea, Chuseok (추석) adalah momen paling penting dalam setahun, setara dengan Hari Thanksgiving di Amerika. Secara harfiah, Chuseok berarti “malam musim gugur”, dan dirayakan untuk mengucap syukur atas hasil panen yang melimpah.
Menurut catatan sejarah, tradisi ini sudah ada sejak masa Kerajaan Silla (sekitar abad ke-1 SM). Kala itu, masyarakat mengadakan festival panen besar yang disertai tarian dan permainan rakyat sebagai bentuk ucapan terima kasih kepada dewa panen. Dari sinilah Chuseok berkembang menjadi hari libur nasional Korea yang penuh kebersamaan.
Chuseok dirayakan setiap tanggal 15 bulan ke-8 dalam kalender lunar, bertepatan dengan bulan purnama paling terang di musim gugur. Karena menggunakan kalender lunar, tanggalnya berubah setiap tahun. Sebagai contoh, Chuseok 2025 akan jatuh pada 3 Oktober 2025, dan menurut Saung Korea (2025), tahun ini menjadi libur Chuseok terpanjang dalam delapan tahun terakhir karena berdekatan dengan akhir pekan.
Biasanya, liburan Chuseok berlangsung selama tiga hari, hari sebelum, saat, dan sesudah tanggal utama perayaan. Namun banyak warga Korea mengambil cuti tambahan untuk memperpanjang waktu bersama keluarga.
Chuseok bukanlah perayaan agama tertentu. Siapa pun, tanpa memandang kepercayaan, merayakannya dengan cara yang sama, yaitu pulang kampung, makan bersama keluarga, dan menghormati leluhur.
Tradisi Keluarga Korea Saat Liburan Chuseok
Pada perayaan Chuseok dengan suasana hangat ini, ada serangkaian tradisi yang dilakukan turun-temurun dan masih dijaga sampai sekarang lho Cetz yaitu sebagai berikut.
Ritual Syukur untuk Leluhur (Charye dan Seongmyo)
Perayaan Chuseok selalu dimulai dengan Charye (차례), yaitu upacara persembahan makanan kepada leluhur. Meja disusun dengan rapi berisi hidangan terbaik, mulai dari nasi, buah, daging, hingga kue beras. Setiap makanan memiliki makna simbolis seperti rasa syukur, kesuburan, dan doa untuk masa depan keluarga.
Setelah itu, keluarga akan melakukan Seongmyo (성묘), yaitu ziarah ke makam leluhur. Mereka membersihkan area makam, menaruh bunga atau makanan, lalu berdoa bersama. Tradisi ini mirip seperti ziarah kubur menjelang Lebaran di Indonesia, penuh rasa hormat dan kebersamaan.
Makanan Khas Chuseok yang Wajib Ada
Salah satu hal paling dinanti saat Chuseok tentu saja hidangan khasnya! Meja makan keluarga akan dipenuhi makanan tradisional yang kaya makna dan cita rasa, yaitu:
- Songpyeon (송편): kue beras isi kacang, wijen, atau kacang merah, dibentuk seperti bulan sabit. Konon, bentuk bulan sabit melambangkan harapan baru dan keberuntungan.
- Jeon (전): pancake gurih dari sayuran, daging, atau ikan, yang digoreng tipis dan disajikan untuk disantap bersama.
- Hangwa (한과): camilan manis dari madu dan tepung beras, biasa disajikan untuk tamu dan anak-anak.
Kalau kamu tertarik mengenal lebih banyak makanan tradisional Korea, kamu bisa baca juga artikel “Berbagai Makanan Korea” ini kalau mau tahu makanan Korea lainnya ya!
Permainan dan Hiburan Tradisional
Setelah ritual dan makan bersama, suasana berubah jadi lebih meriah! Orang-orang memainkan permainan tradisional seperti:
- Ssireum (씨름): gulat tradisional Korea yang mempertandingkan kekuatan dan teknik.
- Ganggangsullae (강강술래): tarian melingkar yang biasanya dilakukan perempuan di bawah sinar bulan purnama.
- Yunnori (윷놀이): permainan papan tradisional keluarga yang dimainkan bersama anak-anak.
Banyak keluarga modern masih berusaha menjaga tradisi ini agar tetap meriah , meskipun sudah tinggal di kota besar.
Liburan Chuseok untuk Wisatawan
Bagi wisatawan asing, liburan Chuseok di Korea bisa jadi pengalaman yang sangat unik. Meski banyak toko dan kantor tutup, suasana kotanya berubah jadi lebih damai dan hangat. Inilah momen langka di mana kamu bisa melihat sisi tradisional Korea yang jarang muncul di hari-hari biasa.
Apa yang Bisa Dilakukan Wisatawan Selama Chuseok
- Kunjungi Istana dan Desa Budaya Tradisional. Beberapa tempat seperti Istana Gyeongbokgung, Korean Folk Village, dan Bukchon Hanok Village justru ramai dikunjungi saat Chuseok. Di sana, wisatawan bisa melihat pertunjukan budaya, mencoba hanbok, hingga ikut membuat songpyeon.
- Ikut Festival dan Pertunjukan Panen. Pemerintah Korea biasanya mengadakan berbagai acara khusus, seperti pentas tarian tradisional, permainan rakyat, hingga festival bulan purnama. Di malam hari, kamu bisa menikmati suasana romantis di tepi Sungai Han dengan cahaya bulan penuh.
- Nikmati Kota yang Lebih Tenang. Kalau kamu tidak terlalu suka keramaian, Chuseok adalah waktu terbaik untuk menjelajah Seoul tanpa macet. Jalanan sepi, transportasi lebih lengang, dan kamu bisa melihat sisi “sunyi” dari kota yang biasanya sibuk.
Tips Wisata Saat Chuseok
Karena Chuseok adalah liburan nasional besar, beberapa fasilitas umum bisa mengalami perubahan jadwal. Jadi, penting untuk menyiapkan rencana perjalanan dengan baik. Berikut beberapa tips agar liburanmu tetap lancar:
- Pesan tiket kereta atau bus jauh-jauh hari, karena banyak warga lokal mudik.
- Cek jadwal operasional tempat wisata dan restoran. Beberapa tempat bisa tutup selama dua hingga tiga hari.
- Bawa uang tunai secukupnya, karena beberapa toko kecil belum tentu menerima kartu.
- Ikut aktivitas budaya, seperti workshop membuat songpyeon atau belajar menulis hangul.
- Pelajari sedikit bahasa Korea, agar lebih mudah berinteraksi dengan penduduk lokal.
Pengen Liburan Ke Korea Selatan Tapi Gak Bisa Bahasa Korea?
Melalui liburan Chuseok, kita bisa melihat betapa kuatnya nilai kekeluargaan, rasa syukur, dan penghormatan terhadap leluhur dalam budaya Korea.
Bagi wisatawan, Chuseok juga bisa menjadi momen terbaik untuk merasakan kehangatan budaya Korea secara langsung. Kamu bisa menjelajahi desa tradisional, mencicipi kuliner khas, atau sekadar menikmati ketenangan kota Seoul yang berbeda dari biasanya, Cetz.
Dan kalau kamu ingin liburan ke Korea tapi masih ingin belajar bahasanya dulu biar nggak bingung saat berinteraksi, Cetta punya jawabannya!
Korean Travel Class dari Cetta dirancang khusus buat kamu yang ingin bisa berbahasa Korea praktis untuk travelling, dari ngobrol santai hingga memahami petunjuk di tempat umum.
Atau, kalau kamu mau tanya-tanya dulu biar lebih yakin, langsung aja hubungi admin Cetta lewat WhatsApp ini ya!










