Bagi kamu yang penasaran dengan istilah “performative male” mari kita bahas abis apa arti performative male sebenarnya, dari mana istilah ini muncul, ciri-ciri yang sering bikin netizen langsung bilang “ih, performative male banget!”, dan sampai kenapa istilah ini bisa viral banget di medsos.
Biar nggak ketinggalan bahasan seru soal budaya pop lain, coba intip juga cerita unik tentang Sejarah di Balik Full English Breakfast dan Sejarah Mandopop. Sama-sama seru buat dibaca, lho!
Oh ya, kalau kamu pengen makin jago ngerti istilah bahasa Inggris kekinian dan bisa ngobrol lebih pede ala native, yuk gabung di kelas Speaking Rigel. Atau kalau mau tanya-tanya dulu, bisa langsung klik WhatsApp Cetta.
Definisi “Performative Male”
Istilah performative male terdiri dari dua kata, yaitu:
- Performative artinya sesuatu yang ditampilkan, diekspresikan, atau diperlihatkan ke orang lain.
- Male artinya pria.
Kalau digabung, performative male bisa dimaknai sebagai cara pria menampilkan dirinya lewat gaya, kebiasaan, atau pilihan hidup yang punya makna simbolis. Jadi hal tersebut merupakan ekspresi diri yang memang sengaja ditunjukkan entah itu memang citra dirinya atau cuma ‘pencitraan’.
Istilah ini makin populer setelah ramai di TikTok, X, dan Instagram. Bahkan ada juga Performative Male Contest di Chicago tahun 2025, di mana pria-pria tampil dengan gaya khasnya masing-masing demi diparodikan netizen.
Menurut The New York Times dan GQ Magazine, istilah ini sebenarnya cermin dari tren gaya hidup pria modern yang ingin tampil effortless cool, padahal ada effort besar di baliknya.
Namun, menurut analisis di The Conversation, nggak ada yang salah dengan jadi performative male. Kenapa? Karena gender pada dasarnya memang selalu performatif, ia ditunjukkan melalui tindakan, pakaian, minat, bahkan selera musik. Artinya, performative male adalah bagian wajar dari bagaimana pria mengekspresikan identitasnya di masyarakat modern.
Di Indonesia, istilah ini cepat populer di medsos karena netizen kreatif banget bikin starter pack atau meme kocak yang bikin orang langsung “oh, ini maksudnya!”
Biar kamu makin relate sama istilah viral medsos lainnya, coba baca juga artikel tentang Apa Arti Yareu yang Lagi Trending di Sosmed. Sama-sama lahir dari kreativitas netizen online!
Ciri-Ciri Performative Male
Kalau kita mau memahami istilah ini, menarik banget buat lihat perbedaannya antara di luar negeri dan di Indonesia. Karena meskipun istilahnya sama, ekspresinya bisa beda tergantung budaya dan tren lokal.
1. Gaya Hidup yang Dikurasi
Di luar negeri sering diasosiasikan dengan gaya hidup hipster, nongkrong di café indie, baca buku filsafat, atau pakai fashion yang terkesan effortless.
Namun di Indonesia, lebih terlihat lewat postingan estetik di Instagram atau TikTok, misalnya outfit OOTD rapi, kopi susu kekinian, atau angle foto yang dibuat seolah-olah candid.
2. Konsistensi Persona di Media Sosial
Di luar negeri, istilah ini muncul banyak di Twitter dan TikTok, dipakai untuk menyoroti bagaimana seseorang membangun citra tertentu di dunia maya.
Kalau di Indonesia sebenarnya mirip, tapi sering jadi bahan bercanda antar netizen, misalnya “starter pack performative male” yang beredar di medsos.
3. Simbol atau Tren Tertentu
Di luar negeri, performative male itu berpenampilan dengan sneakers tertentu, tote bag, atau playlist lagu indie bisa jadi identitas.
Sama di Indonesia, kadang juga sering digambarkan sebagai “cowok kue” yang tampil rapi, estetik, nongkrong di café sambil minum matcha, serta suka baca dan diskusi buku.
Insight dari Cetta: Male di Indonesia adalah salah satu fenomena ekspresi diri generasi saat ini. Yang pasti, kamu harus tetap hati-hati karena bisa saja ada yang riding the wave dengan niatan buruk.
Kenapa Bisa Viral & Relevansinya di Indonesia
Fenomena ini bisa viral bukan hanya karena tren global, tapi juga karena budaya online Indonesia yang suka parodi dan hiburan ringan.
1. Budaya Meme Starter Pack
Di Twitter dan Instagram lokal, netizen sering bikin starter pack yang lucu-lucu buat ngegambarin gaya hidup pria tertentu.
Misalnya: kopi susu literan, tote bag, playlist indie, atau outfit monokrom.
2. Ekspresi Diri yang Kreatif
Bagi banyak anak muda Indonesia, tampil sebagai performative male bukan berarti palsu, tapi justru cara mengekspresikan diri.
Sama seperti tren lain, ini lebih ke permainan identitas sosial yang fun.
3. Konteks Akademik yang Relevan
Performative male juga bisa dipahami lewat teori gender performatif Judith Butler bahwa identitas itu dibentuk lewat apa yang ditampilkan.
Jadi, fenomena ini punya dua sisi, yaitu hiburan di medsos dan refleksi sosial yang lebih dalam.
Insight dari Cetta: Di Indonesia, istilah ini akhirnya jadi jembatan antara bahasa gaul medsos, budaya pop, dan wacana akademik tentang gender.
Istilah Performative Male yang Seru dan Edukatif
Jadi, Cetz, istilah performative male bukan cuma tren bahasa Inggris di media sosial, tapi juga cerminan budaya pop modern dan cara pria menampilkan maskulinitas mereka.
Dari ciri-cirinya yang “hipster banget”, sampai kontes lucu di Chicago dan dijadikan meme di Indonesia, semuanya menunjukkan bagaimana gaya hidup dan ekspresi diri bisa jadi hiburan sekaligus pelajaran sosial.
Mengenali istilah seperti ini bikin kita lebih paham bahasa Inggris kekinian, tren medsos, dan bahkan teori gender ala akademik, tapi tetap asik dan ringan dibahas!
Ingin Lebih Jago Bahasa Inggris Kekinian?
Kalau kamu pengen bisa ngobrol lebih percaya diri, ngerti istilah kekinian, dan sounding natural ala native, langsung aja gabung di kelas Speaking Rigel.
Atau kalau mau tanya-tanya dulu, bisa langsung klik WhatsApp Cetta.










