seseorang sedang memegang buku grammar

Kenapa Grammar ‘Salah’ Bisa Jadi Wajar di Luar Negeri? Ini Penjelasannya

Daftar Isi

Artikel ini membahas mengapa kesalahan grammar bukan hal yang memalukan, bahkan sering terjadi dalam percakapan sehari-hari di luar negeri. Kamu akan memahami konteks budaya, fleksibilitas bahasa, serta tujuan utama berbahasa bukan sekadar akurat, tapi untuk terhubung dengan orang lain.

Jadi, kalau kamu selama ini berpikir bahwa grammar harus selalu sempurna, sekarang saatnya ubah sudut pandangmu. Kalau kamu ingin belajar bahasa asing dengan cara yang lebih santai, natural, dan nggak takut salah, kamu bisa konsultasi gratis dulu bareng tim Cetta untuk cari tahu kelas online yang paling cocok buatmu!

Yuk mari kita cari tahu, Cetz!

 

Kenapa Native Speaker Sering ‘Salah Grammar’?

Banyak pelajar bahasa asing berpikir bahwa orang yang lahir dan besar di negara asal bahasa tersebut pasti selalu berbicara dengan grammar sempurna. Padahal faktanya, native speaker pun sering banget “salah grammar” dalam percakapan sehari-hari dan itu bukan masalah besar.

Coba deh dengarkan percakapan orang Amerika atau Inggris di film, podcast, atau bahkan vlog YouTube. Kamu akan sering mendengar kalimat seperti:

  • “Ain’t nobody got time for that.”
  • “I ain’t seen him today.”
  • “Gonna grab some coffee, you in?”

 

Kalimat-kalimat itu secara grammar formal memang tidak benar. Tapi dalam konteks percakapan, semua orang paham maksudnya dan bahkan menganggapnya wajar.

Kenapa begitu? Karena tujuan utama mereka bukan menunjukkan grammar sempurna, tapi menyampaikan pesan dengan cepat, natural, dan sesuai gaya bicara komunitasnya. Bahasa sehari-hari sering kali mengikuti kebiasaan, bukan aturan di buku teks.

Berdasarkan penelitian linguistik yang dilakukan oleh The British Council (2024), variasi grammar dalam percakapan informal adalah tanda fleksibilitas bahasa bukan kesalahan. Bahasa terus berkembang mengikuti cara orang menggunakannya, bukan sebaliknya.

Jadi, kalau kamu merasa minder karena grammar-mu belum sempurna, ingatlah bahkan orang yang lahir dengan bahasa itu pun sering “salah” dan tetap lancar berbicara!

 

Kenapa Grammar Bisa Fleksibel Dari Sudut Pandang Budaya

Kalau dipikir-pikir, kenapa ya grammar bisa terasa begitu “kaku” di kelas, tapi ternyata “cair” di dunia nyata? Karena bahasa hidup di tengah budaya, bukan di buku teks.

Bahasa itu bukan hanya kumpulan aturan. Ia berkembang dari kebiasaan masyarakat, gaya bicara, bahkan tren yang muncul di media sosial. Misalnya, di Amerika Serikat, generasi muda sering mengganti struktur kalimat formal dengan bentuk yang lebih singkat dan ekspresif seperti “I’m like…” untuk menggantikan “I said…”.

Dalam konteks budaya mereka, bentuk itu justru terdengar lebih alami dan dekat secara emosional.

Hal yang sama juga terjadi di banyak bahasa lain. Di Jepang misalnya, penggunaan bentuk formal (keigo) tidak selalu wajib dalam percakapan antar teman, meskipun secara tata bahasa “kurang tepat”. Dalam konteks sosial, yang lebih penting adalah rasa nyaman antar pembicara, bukan kesempurnaan struktur kalimat.

Dengan kata lain, grammar itu fleksibel karena bahasa adalah tentang koneksi antar manusia. Aturan memang penting, tapi kontekslah yang menentukan bagaimana bahasa digunakan. Seperti yang dialami oleh salah satu peserta Cetta dalam kisah inspiratif berikut: CVStory: Gagal N4, Kini ke Jepang Bareng Cetta.

Ia sempat kesulitan karena terlalu fokus pada grammar, tapi setelah belajar dengan pendekatan yang lebih komunikatif, ia justru berhasil memahami bahasa Jepang secara natural dan percaya diri berbicara dengan orang lokal.

Jadi, kalau kamu masih sering takut grammar-mu belum sempurna, ingatlah bahwa bahasa bukan tentang kesalahan tapi tentang bagaimana kamu bisa connect dengan orang lain.

 

Apa Tujuan Berbahasa Itu? Akurasi atau Koneksi?

Misalnya kamu sedang ngobrol dengan teman dari luar negeri, dan kamu bilang, “Yesterday I go to market.” Secara grammar, kalimat itu salah seharusnya “I went to the market.”

Tapi apakah temanmu mengerutkan dahi, menghentikan percakapan, lalu menegurmu soal grammar? Tentu tidak. Ia tetap mengerti maksudmu, bahkan mungkin langsung menanggapi dengan antusias. Dari situ kita mengetahui satu hal penting yaitu tujuan utama berbahasa bukanlah akurasi, tapi koneksi.

Bahasa diciptakan untuk memahami dan dipahami. Grammar memang membantu kita menyampaikan pesan dengan jelas, tapi ketika digunakan secara kaku tanpa mempertimbangkan konteks, justru bisa membuat komunikasi terasa canggung.

Seperti yang dijelaskan dalam Cambridge Linguistics Review (2024), efektivitas komunikasi lebih dipengaruhi oleh kejelasan pesan dan rasa percaya diri pembicara dibanding kesempurnaan struktur kalimat. Dengan kata lain, kamu bisa punya grammar bagus tapi tetap gagal membangun hubungan, atau grammar sederhana tapi sukses membuat orang nyaman berbicara denganmu.

Itulah sebabnya, di Cetta, pembelajaran bahasa selalu menekankan pendekatan yang lebih manusiawi dan komunikatif bukan hanya menghafal aturan. Seperti yang dijelaskan dalam artikel Perbedaan Kursus yang Ngajarin dan Nemenin, proses belajar yang fokus pada pendampingan dan koneksi justru membuat pelajar lebih cepat berkembang dan berani berbicara.

Jadi, kalau selama ini kamu menahan diri untuk berbicara hanya karena takut grammar-mu belum sempurna, sekarang saatnya ubah pola pikir. Fokuslah pada keberanian untuk connect, bukan ketakutan untuk correct.

 

Saatnya Belajar Bahasa Tanpa Takut Salah!

Sekarang kamu tahu, grammar yang “salah” bukan berarti kamu gagal berbahasa. Bahkan, di luar negeri pun, banyak orang berbicara dengan grammar yang tidak sepenuhnya benar dan itu tetap terdengar alami. Bahasa itu hidup, berubah, dan tumbuh bersama kebiasaan masyarakatnya.

Jadi, jangan biarkan grammar membuatmu takut untuk berbicara. Lebih baik salah tapi berani, daripada sempurna tapi diam. Karena tujuan belajar bahasa bukan sekadar menguasai aturan, tapi bagaimana kamu bisa memahami dan terhubung dengan orang lain.

Dengan metode belajar yang komunikatif, fleksibel, dan menyenangkan, Cetta Online Class siap bantu kamu belajar bahasa asing dengan cara yang lebih natural dan percaya diri tanpa harus stres soal grammar!

Butuh rekomendasi kelas yang cocok buat kamu? Atau mau tanya-tanya dulu seputar kursus bahasa online di Cetta? Yuk chat Whatsapp admin Cetta sekarang! Gabung juga di Cetta Virtual Society ini gratis! Bebas mau tanya dan diskusi apa pun tentang berbagai bahasa dan yang lainnya. Sayang banget kan kalo nggak gabung dan ketinggalan berbagai insight?

Bagikan

Picture of Fatimah M

Fatimah M

Berkecimpung di dunia content writing sejak tiga tahun lalu. Dan dia akan terus menjajal dunia kebahasaan ini dari bahasa lain.
Picture of Fatimah M

Fatimah M

Berkecimpung di dunia content writing sejak tiga tahun lalu. Dan dia akan terus menjajal dunia kebahasaan ini dari bahasa lain.

Transform Your Stressful Study Into an Enjoyable Journey

Coba Trial Class Gratis dan Nikmati

10%

Special Discount untuk untuk pendaftaran kelas

Plus, dapat artikel eksklusif untuk belajar bahasa lebih cepat

Form Popup