Isu dalam Bahasa Jepang: Arti Kursi, Jabatan Politik, dan Ambiguitas Maknanya

Kamu mungkin pernah mendengar kata isu dalam bahasa Jepang yang artinya “kursi”. Tapi, tahukah kamu bahwa kata ini juga punya makna politik dan sosial yang dalam? Di tahun politik seperti sekarang, istilah kursi jabatan atau rebutan kursi sering muncul, termasuk dalam konteks Jepang.

Padahal, dalam bahasa Indonesia sendiri, “isu” berarti hal yang sama sekali berbeda, yaitu masalah atau topik. Bingung? Tenang, Cetta akan bantu kamu memahami semua makna tersembunyi dari kata “isu” dalam bahasa Jepang, lengkap dengan contoh kalimat dan penerapannya!

Apa Arti Isu (いす) Sebenarnya?

Dalam bahasa Jepang, kata isu (いす) secara harfiah berarti “kursi”. Kata ini digunakan untuk merujuk pada tempat duduk secara umum, baik di rumah, sekolah, kantor, maupun tempat lainnya.

Contoh penggunaan dalam kalimat sehari-hari:

– このいすはとても座り心地がいいです。
(Kono isu wa totemo suwarigokochi ga ii desu.)
→ “Kursi ini sangat nyaman untuk diduduki.”

– 会議室にいすを並べてください。
(Kaigishitsu ni isu o narabete kudasai.)
→ “Tolong susun kursi di ruang rapat.”

Selain digunakan untuk benda fisik, isu juga memiliki makna lebih luas dalam konteks sosial dan profesional. Dalam dunia kerja atau organisasi, isu bisa melambangkan posisi atau jabatan seseorang. 

Misalnya, jika seseorang mengatakan bahwa mereka mengincar sebuah isu, itu bisa berarti mereka menginginkan posisi tertentu dalam pekerjaan atau pemerintahan.

Misalnya:

彼は部長のいすを狙っている。
(Kare wa buchō no isu o neratte iru.)
→ “Dia mengincar kursi kepala divisi.”

Makna kiasan ini sering digunakan dalam dunia politik, yang akan kita bahas lebih lanjut di bagian berikutnya. 

Isu dalam Konteks Politik

Dalam bahasa Jepang, kata isu (いす) juga memiliki makna serupa. Selain berarti “kursi” dalam arti fisik, isu juga dapat digunakan secara kiasan untuk merujuk pada jabatan atau posisi dalam pemerintahan dan politik.

Kenapa Isu Dikaitkan dengan Politik?

Dalam dunia politik, kursi sering melambangkan kekuasaan. Seseorang yang duduk di kursi pemerintahan memiliki wewenang dan tanggung jawab tertentu. 

Oleh karena itu, kata isu digunakan untuk menggambarkan jabatan politik, seperti kursi perdana menteri atau kursi parlemen.

Contoh penggunaan dalam politik:

– 首相のいすをめぐる争い
(Shushō no isu o meguru arasoi)
→ “Perebutan kursi perdana menteri”

– 国会のいすを増やす計画
(Kokkai no isu o fuyasu keikaku)
→ “Rencana untuk menambah kursi di parlemen”

– 市長のいすが空いている。
(Shichō no isu ga aite iru.)
→ “Kursi walikota sedang kosong (tidak ada yang menjabat).”

Makna Kompetisi dalam Politik

Karena isu bisa berarti “jabatan”, kata ini sering muncul dalam konteks persaingan politik. Misalnya, ketika ada pemilihan umum, para kandidat akan bersaing untuk mendapatkan isu yang diincar, seperti posisi sebagai anggota parlemen atau kepala daerah.

Di Jepang, politik sering digambarkan sebagai permainan kursi, di mana siapa yang bisa duduk di isu tertentu akan memiliki kekuasaan lebih besar. Inilah mengapa kita sering mendengar berita tentang politik yang menggunakan kata isu untuk menggambarkan persaingan jabatan.

Jadi, Cetz, sekarang kalian tahu kenapa isu tidak hanya berarti “kursi” dalam arti harfiah, tetapi juga melambangkan kekuasaan dalam politik. Selanjutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang bagaimana ambiguitas makna isu bisa menyebabkan kesalahpahaman dalam bahasa Jepang.

Ambiguitas dan Makna Lain dari Isu

Cetz, kalian mungkin sudah memahami bahwa isu (いす) dalam bahasa Jepang berarti “kursi”, baik dalam arti harfiah maupun kiasan seperti jabatan politik. 

Namun, ada satu hal yang bisa membingungkan, terutama bagi pembelajar bahasa Jepang, yaitu perbedaan makna antara isu dalam bahasa Jepang dan bahasa lain seperti bahasa Indonesia dan Inggris.

1. Perbedaan Isu (いす) dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia/Inggris

Di Indonesia, kita sering menggunakan kata “isu” untuk menyebut permasalahan atau topik yang sedang hangat dibicarakan. Kata ini berasal dari bahasa Inggris issue, yang berarti “masalah”, “perdebatan”, atau “topik”.

Misalnya dalam bahasa Indonesia:

– “Isu lingkungan menjadi perhatian utama dalam KTT tahun ini.”

– “Ada isu tentang kebijakan baru di perusahaan.”

Namun, dalam bahasa Jepang, isu (いす) tidak memiliki makna ini sama sekali! Jika kalian mengatakan isu kepada orang Jepang dengan maksud “isu atau masalah”, mereka mungkin akan bingung karena dalam bahasa mereka isu hanya berarti “kursi”.

Sebaliknya, untuk mengatakan “isu” dalam arti masalah dalam bahasa Jepang, kata yang lebih tepat adalah:

– 問題 (mondai) → Masalah, problem

– 課題 (kadai) → Isu atau tugas yang harus diselesaikan

– 論点 (ronten) → Poin utama dalam sebuah perdebatan

2. Ambiguitas dalam Penggunaan Isu

Karena perbedaan makna ini, ada beberapa situasi di mana kata isu bisa menyebabkan kesalahpahaman:

– Jika seorang pembelajar bahasa Jepang berbicara dengan penutur asli Jepang dan mengatakan “最近、会社でいすがたくさんあります” (Saikin, kaisha de isu ga takusan arimasu.), orang Jepang mungkin mengira dia berbicara tentang banyaknya kursi di kantor, padahal mungkin maksudnya “isu atau masalah di kantor”.

– Dalam dunia politik atau bisnis, jika seseorang berbicara tentang isu, apakah itu berarti kursi jabatan atau permasalahan yang sedang dibahas? Konteks sangat penting untuk memahami makna yang dimaksud.

Penerapan Isu dalam Kehidupan Sehari-hari

Sekarang setelah kita mempelajari makna isu (いす) dalam berbagai konteks, mari kita lihat bagaimana kata ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. 

1. Isu dalam Percakapan Sehari-hari

Dalam percakapan biasa, isu digunakan untuk merujuk pada kursi sebagai benda fisik. Berikut beberapa contoh penggunaannya:

このいすはとても座り心地がいいです。
(Kono isu wa totemo suwarigokochi ga ii desu.)
→ “Kursi ini sangat nyaman untuk diduduki.”

会議室にいすを並べてください。
(Kaigishitsu ni isu o narabete kudasai.)
→ “Tolong susun kursi di ruang rapat.”

いすに座るときは背筋を伸ばしましょう。
(Isu ni suwaru toki wa sesuji o nobashimashou.)
→ “Saat duduk di kursi, mari kita tegakkan punggung.”

Di sini, isu jelas merujuk pada tempat duduk. Ini adalah penggunaan yang paling sederhana dan tidak menimbulkan kebingungan.

2. Isu dalam Dunia Kerja dan Organisasi

Di dunia kerja, isu digunakan untuk merujuk pada posisi atau jabatan tertentu. Frasa seperti “kursi kepala divisi” atau “kursi perdana menteri” sering digunakan untuk menggambarkan persaingan untuk mendapatkan jabatan atau posisi yang berpengaruh.

Contoh penggunaannya:

彼は部長のいすを狙っている。
(Kare wa buchō no isu o neratte iru.)
→ “Dia mengincar kursi kepala divisi.”

このいすは社長のものです。
(Kono isu wa shachō no mono desu.)
→ “Kursi ini milik presiden perusahaan.”

いすを譲ることができたら、リーダーシップを発揮できるだろう。
(Isu o yuzuru koto ga dekita ra, rīdāshippu o hakki dekiru darou.)
→ “Jika bisa menyerahkan kursi tersebut, saya bisa menunjukkan kepemimpinan.”

Dalam hal ini, isu sering kali merujuk pada jabatan yang memiliki kekuasaan atau wewenang, seperti dalam politik atau dunia korporat.

3. Isu dalam Ungkapan Idiomatik

Selain dalam arti harfiah dan jabatan, isu juga muncul dalam beberapa ungkapan idiomatik di Jepang. Beberapa ungkapan ini mencerminkan cara orang Jepang melihat persaingan, perjuangan untuk posisi, dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.

📌 いすに座る (isu ni suwaru) – “Duduk di kursi”

Secara harfiah berarti duduk di kursi, tetapi dalam arti figuratif, ini berarti mendapatkan posisi atau jabatan tertentu.

📌 いすを譲る (isu o yuzuru) – “Memberikan kursi”

Dalam konteks sosial, ini berarti memberi kesempatan kepada orang lain untuk mendapatkan posisi atau jabatan.

📌 いすを奪う (isu o ubau) – “Merebut kursi”

Digunakan dalam konteks politik atau organisasi untuk menggambarkan upaya merebut posisi atau jabatan yang diinginkan.

Isu dalam Kanji

Dalam bahasa Jepang, isu (いす) umumnya ditulis dalam hiragana (いす) atau katakana (イス), terutama dalam kehidupan sehari-hari. Namun, ada juga bentuk kanji yang jarang digunakan, yaitu:

椅子 (いす, isu) : Kanji 椅 (い) berarti “kursi” atau “tempat duduk”, sedangkan 子 (す/こ) sering digunakan untuk menunjukkan benda atau objek kecil.

 

 

Udah tahu kan sekarang? Ternyata “isu” dalam bahasa Jepang punya banyak makna yang nggak disangka-sangka. Kalau kamu suka ngebongkar makna tersembunyi dalam bahasa dan budaya Jepang kayak gini, langsung aja gabung bareng Cetta.

Belajarnya santai, tutor-nya nggak ngebosenin, dan ada banyak insight seru setiap kelasnya. Oh iya, khusus yang udah baca sampai sini, masukin kode BACACETTASUPDATES pas checkout biar dapet diskon 10%. Jangan kasih kursimu ke orang lain, ambil tempatmu sekarang! 😉

Gimana, sudah siap untuk belajar sekarang?

Tapi… Kalo kamu mau ngobrol soal perpolitikan Jepang bersama teman-teman, boleh banget gabung di Komunitas Cetta Virtual Society di sini. Terserah kamu deh mau bahas apa, yang pasti bakal seru karena kumpul dengan ketertarikan yang sama!

Bagikan Artikel ini:

Artikel Terbaru
Artikel Lainnya

Isi Data Diri Dulu, Yuk!
Cetta Akan Kirimkan Kode Promonya ke Emailmu